Sabtu, 28 April 2012

keseimbangan asam basa

cairan limfe dan cairan serebospinal


BAB 1
A.    Pendahuluan
Hampir semua reaksi dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, dibutuhkan masukkan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan dalam tubuh
1.      Mengatur suhu tubuh
2.      Melancarkan peredaran darah
3.      Membuang racun dan sisa makanan
4.      Berfungsi pada kulit, pencernaan, sendi dan otot
Beberapa cairan yang terdapat dalam tubuh yaitu cairan limfe dan cairan serebrospinal. Dalam makalah ini akan dibahas secara detail tentang cairan limfe dan cairan serebrospinal. Yaitu pengertian cairan limfe, kelenjar limfe, Ciri-ciri cairan limfe, Pembuluh limfe, Fungsi cairan limfe, Sistem limfatik, Proses jalan limfe, Yang terdapat dalam cairan limfe. Dan untuk cairan serebrospinal yaitu ; Pengertian, Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal, Tekanan cairan serebrospinal, Pengukuran tekanan cairan serebrospinal, Warna cairan serebrospinal, Fungsi cairan serebrospinal, Yang terdapat dalam cairan serebrospinal.
Cairan limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid  yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan  tekanan cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan cairan limfe, kelenjar limfe dan sistem limfatik?
2.    Apa fungsi, ciri-ciri, dan pembuluh limfe?
3.    Bagaimana proses jalannya cairan limfe?
4.    Apa yang terdapat dalam cairan limfe?
5.    Apa yang dimaksud dengan cairan serebrospinal?
6.    Bagaimana pembentukan,  warna, tekanan cairan serebrospinal dan cara pengukurannya?
7.    Apa fungsi dari cairan serebrospinal?
8.    Apa yang terdapat dalam cairan serebrospinal?
BAB 2
A.       Cairan Limfe
1.        Pengertian
Darah selalu mengalir di dalam pembuluhnya. Selain darah ada pula suatu cairan yang mengalir di seluruh jaringan tubuh, namun tidak selalu mengalir dalam pembuluh. Cairan ini disebut cairan limfa atau cairan getah bening.
Cairan limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
2.        kelenjar limfe
Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
a.    Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan.
b.      Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam pemberantasan kuman penyakit.
3.        Ciri-ciri cairan limfe
a.     Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus.
b.    Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
c.     Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.
4.        Pembuluh limfe
a.    Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.
b.    Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas. Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.
5.        Fungsi cairan limfe
a.     Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
b.    Mengangkut limfosit
c.     Membawa lemak emulsi dari usus
d.    Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran.
e.     Menghasilkan zat antibody
6.        Sistem limfatik
Sistem limfatik, seperti yang kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus Rudbeck dan Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah bening; sistem limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organ. Sistem limfatik terkait erat dengan darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase yang luas yang membawa air dan protein dari berbagai jaringan ke aliran darah. Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan sebagai pembuluh getah bening atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa cairan jernih yang disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang untuk pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang dan jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Sistem limfatik merupakan sebagian besar dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening dan kelenjar getah. Pembuluh getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang disebut getah bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih yang melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening. Seiring dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel darah putih pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi ada sel-sel di kelenjar getah.
7.        Proses jalan limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.
8.        Yang terdapat dalam cairan limfe
a.         Air
b.         Glukosa
c.         Lemak
d.        Garam
e.         Protein 0,85 %
B.     Cairan serebrospinal
1.        Pengertian
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid  yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan  tekanan cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
2.        Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal
Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel  serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari), volume CSS total hanya sekitar 150 mL. CSS mengalir dari ventrikel lateralis melalui foramen intraventrikular (foramen Monroe) ke venrikel ketiga, lalu melewati cerebral aquaductus (aquaductus sylvii) ke venrikel keempat, dan melalui apertura medialis (foramen Magendi) dan apertura lateral (foramen Luschka) menuju ke sisterna cerebelomedular (sisterna magna). Dari sisterna cerebelomedular, CSS memasuki ruang subarakhnoid, bersirkulasi disekitar otak dan medula spinalis sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang terdapat pada hemisfer serebral.
3.        Tekanan cairan serebrospinal
Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm air atau setinggai 195 mm air pada orang normal.
Normalnya, tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan melalui vili arakhnoidalis. Alasannya adalah bahwa kecepatan normal pembentukan cairan serebrospinal bersifat konstan, sehingga dalam pengaturan tekanan jarang terjadi faktor perubahan dalam pembentukan cairan. Sebaliknya, vili berfungsi seperti katup yang memungkinkan cairan dan isinya mengalir ke dalam darah dalam sinus venosus dan tidak memungkinkan aliran sebaliknya. Secara normal, kerja katup vili tersebut memungkinkan cairan serebrospinal mulai mengalir ke dalam darah ketika tekanan sekitar 1,5 mmHg lebih besar dari tekanan darah dalam sinus venosus. Kemudian, jika tekanan cairan serebrospinal masih meningkat terus, katup akan terbuka lebar, sehingga dalam keadaan normal, tekanan tersebut tidak pernah meningkat lebih dari beberapa mmHg dibanding dengan tekanan dalam sinus.
Sebaliknya, dalam keadaan sakit vili tersebut kadang-kadang menjadi tersumbat oleh partikel-partikel besar, oleh fibrosis, atau bahkan oleh molekul protein plasma yang berlebihan yang bocor ke dalam cairan serebrospinal pada penyakit otak. Penghambatan seperti ini dapat menyebabkan tekanan cairan serebrospinal menjadi sangat tinggi.
4.     Pengukuran tekanan cairan serebrospinal
Prosedur yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal adalah sebagai berikut : Pertama, orang tersebut berbaring horizontal pada sisi tubuhnya, sehingga tekanan cairan spinal sama dengan tekanan dalam ruang tengkorak. Sebuah jarum spinal kemudian dimasukkan ke dalam kanalis spinalis lumbalis di bawah ujung terendah medula spinalisdan
dihubungkan dengan sebiuah pipa kaca. Cairan spinal tersebut dibiarkan naik pada pipa kaca sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi 136 mm di atas tingkat jarum tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau, dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat jenis air raksa,  kira-kira 10 mmHg.
5.     Warna cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal normal tidak berwarna. Adanya warna pada cairan ini biasanya menunjukkan hal abnormal.
·       Xantokrom (kekuningan): perdarahan subarakhnoid, meningitis tuberkulosis, dan neonatus normal.
·       Kuning: hiperbilirubinemia, hemolisis.
·       Oranye: hiperkarotenemia, hemolisis.
·       Merah muda: hemolisis.
·       Hijau: hiperbilirubinemia, meningitis bakterial.
·       Coklat: meningitis melanomatosis.
6.        Fungsi cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal berfungsi sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis,juga sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang subaraknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.
7.        Yang terdapat dalam cairan serebrospinal
Protein
Protein pada cairan serebrospinal normal mengandung 18-58 mg/dL protein. Peningkatan protein dapat terjadi akibat infeksi, perdarahan, multiple sclerosis, dan keganasan. Sedangkan protein yang rendah mungkin ditemukan pada bayi atau anak berusia di bawah 2 tahun dan pada intoksikasi air. Hipoproteinemia atau hipoalbuminemia tidak menyebabkan protein cairan serebrospinal menurun.
Glukosa
Glukosa pada cairan serebrospinal biasanya sama dengan 2/3 kali glukosa darah orang yang bersangkutan 2-4 jam sebelumnya. Satu-satunya penyebab peningkatan glukosa pada cairan serebrospinal adalah diabetes melitus. Namun glukosa cairan dalam kasus ini tidak pernah melebihi 300 mg/dL. Penurunan glukosa cairan serebrospinal biasanya disebabkan infeksi. Infeksi bakteri menyebabkan glukosa turun sampai sangat rendah, namun infeksi virus yang hanya menyebabkan glukosa turun sedikit. Pemeriksaan ini tidak selalu sensitif menyingkirkan infeksi karena 50% pasien meningitis menunjukkan kadar glukosa cairan serebrospinal normal.


aspek seksualitas dalam keperawatan


  Latar belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.

Seksualitas sulit untuk di definisikan karena seksualitas memiliki banyak aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam perilaku. Seksualitas bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas sampai berhubungan dengan orang lain. Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan.
Kesehatan seksual telah didefinisikan sebagai perintregrasian aspek somatik emosional intelektual dan social dari kehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta. Banyak orang salah berpikir tentang seksualitas hanya dalam istilah seks.
Seksualitas dan seks adalah sesuatu hal yang berbeda seks sering digunakan dalam 2 cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk member lebel jender, baik sesorang itu pria atau wanita.
Seksualitas dilain pihak adalah istilah yang lebih luas seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan atau sama dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual dan perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerak tubuh, etiket berpakaian, dan perbendaharaan kata. Seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup ini sering berbeda antara pria dan wanita (Denney dan Quadagno, 1992; Zawid, 1994).
           Jadi Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.

A. Perbedaan antara Seksualitas dengan seks
u   Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda
u Seksualitas merupakan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
u seks menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan, dan menjelaskan tentang hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
B. Konsep Seksualitas
         Memiliki banyak aspek kehidupan, diekspresikan melalui beragam perilaku.
         Meluas sampai berhubungan dengan orang lain.
         Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan.
C. Dimensi Seksualitas
  1. Dimensi Sosiokultural
-          Dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima didalam kultur
-          Seorang individu dipengaruhi oleh jaringan sosial mereka dan cenderung untuk melakukan apa yang digariskan oleh lingkungan sosial mereka
-          Kehidupan sosial melekat erat dalam kehidupan sosial yang memberikan kesempatan dan batasan.
  1. Dimensi Agama dan Etik
-          Jika kepuasan seksual melewati batas kode etik individu,maka akan menimbulkan konflik internal, seperti perasaan bersalah,berdosa dll.
-          Meskipun agama memegang peranan penting, keputusan seksual akhirnya diserahkan pada individu,shg sering terjadi pelanggaran etik atau agama.
  1. Dimensi Biologis
-          Merupakan dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ reproduksi termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal.
-          Misalnya : kesehatan reproduksi pria & wanita berbeda, membutuhkan perawatan yang berbeda pula baik interna maupun eksternal.
  1. Dimensi Psikologis
Seksualitas mengandung sesuatu yang dipelajari.
Orangtua mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya.
D. Identitas Seksual
  1. Identitas Biologis : perbedaan antara pria dan wanita ditentukan pada masa konsepsi.
  2. Identitas Gender : Rasa menjadi feminin atau maskulin.
  3. Peran Gender : cara dimana seseorang bertindak sebagai pria atau wanita.
Peran Gender
         Peran gender merupakan seseorang bertindak sbg wanita atau pria.
Dipengaruhi oleh :
ü  Faktor lingkungan
ü  Hormon seks
ü  Faktor kultural.
E. Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah ketertarikan emosional,somatik,seksual atau rasa sayang yang bertahan lama thd orang lain.






F. Perilaku Seksual
            Perilaku seksual merupakan :
          perilaku yang muncul krn adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku.
         Perilaku seksual yg dianggap sehat adl heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama suka.
         Perilaku seksual sering disederhanakan : hubungan seksual berupa penetrasi & ejakulasi
Menurut Wahyudi (2000),perilaku seksual secara rinci dapat berupa :
         Berfantasi
         Pegangan tangan
         Cium kering
         Cium basah
         Meraba
         Berpelukan
         Masturbasi (wanita) & onani (laki-laki)
         Oral seks
         Petting
         Intercourse (bersenggama)
G. Karakteristik Kesehatan Seksual
*      Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
*      Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
*      Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku peran jender
*      Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik sosial
*      Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
*      Kemampuan menerina pelayanan kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan seksual
*      Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran jendernya
*      Menghargai sistem yang berlaku
*      Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain

2. Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan

            Seks merupakan kegiatan emosional dan fisik yang mendapatkan kenikmatan dan mampu bereksi dan merasakan sexsualitas. Seks harus diberikan secara holistik (Biologi, Psikologi, Sosial, Soritual dan Kultural).                                              Stuart dan Sundeen mengemukakan 3 teori utama
1. Teori biologis: perkembangan seksualitas ditentukan oleh fungsi biologis sebagai laki-laki atau perempuan
2. Teori psiko analitik: ekspresi seksulitas tergantung lingkungan
3. Teori perilaku: prilaku seksual adalah respon fisiologi
Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi dari aspek samatis, emosional, intelektual, dan sosial dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan kepribadian. Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
B. Perkembangan Seksual
  1. Masa Bayi
Bayi dilahirkan dengan kapasitas untuk kesenangan dan respons seksual.
Genetalia bayi sensitif terhadap sentuhan sejak lahir.
Respons orangtua : membentuk arah dari perkembangan seksual, edukasi dan kenyamanan

  1. Masa Usia bermain dan Pra sekolah
Anak usia 1-5 th menguatkan rasa identitas jender dan mulai membedakan perilaku sesuai jender yang didefinisikan secara sosial.
Mulai menirukan tindakan orangtua yang berjenis kelamin sama.
Eksplorasi tubuh terus berlanjut dalam kelompok usia ini.

  1. Masa Usia sekolah
Bagi anak usia 6-10 th, edukasi dan penekanan tentang seksualitas datang  dari orang tua dan gurunya.
Anak mulai punya keinginan dan kebutuhan privasi
Anak juga harus diberi penjelasan potensial terjadi penganiayaan seksual

  1. Pubertas dan Masa Remaja
Adanya pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder.
Perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sangat dramatis.
Informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, PMS dan kehamilan.
  1. Masa Dewasa
Telah mencapai maturasi tetapi terus mengeksplorasi untuk kematangan emosional dalam hubungan.
Mengembangkan hubungan yang intim
Pada Akhir dewasa individu menyesuaikan dengan perubahan sosial yang terjadi
  1. Masa Dewasa Tua (lansia)
Seksualitas beralih pada penekanan pada prokreasi menjadi penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi, intim, dan hubungan fisik mencari kesenangan.
Terjadinya perubahan fisik yang terjadi pada proses penuaan harus dijelaskan pada klien lansia.

C. Siklus Respon Seksual
1.EXICETEMENT :peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual
Wanita
         Lubrikasi vaginal :dinding vaginal berkeringat.
         Ekspansi 2/3 bagian dalam lorong vagina.
         Peningkatan sensitifitas & pembesaran klitoris serta labia.
         Ereksi putting dan peningkatan ukuran payudara.
Pria
         Ereksi penis
         Penebalan dan elevasi skrotum
         Elevasi dan pembesaran moderat testis
         Ereksi putting.
2. PLATEU : penguatan respons fase exicetement
           Wanita
         Retraksi klitoris
         Pembentukan p’atform orgasmus:pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora.
         Perubahan warna kulit yg tampak hidup
         Peningkatan tengan otot pernafasan
         Peningkatan frekuensi denyut jantung,TD, RR
Pria
         Peningkatan ukuran glans penis
         Peningkatan intensitas warna glans
         Elevasi & peningkatan 50% ukuran testis
         Peningkatan tegangan otot dan pernafasan.
         Peningkatan frekuensi denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme : penyaluran kumpulan darah & tegangan otot
            Wanita
         Kontraksi involunter platform,orgasme, uterus,rektal,dan spinter uretral, dan kel otot lain
         Hiperventilasi dan peningkatan frekeunsi jantung.
         Memuncaknya frekuensi jantung, TD, RR
Pria
         Penutupan spinter urinarius interna
         Sensasi ejakulasi yg tidak tertahankan
         Kontraksi duktus deferens vesikek seminalis proksimal dan duktus ejakulatoris.
         Memuncaknya frekuensi denyut jantung,TD, RR
         ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan psikologis kembali kedlm keadaan tidak terangsang
    Wanita
         Relaksasi bertahap dinding vagina
         Perubahan warna yang cepat pada labia minora
         Berkeringat
         Secara bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
         Wanita mampu mengalami kembali orgasme.
Pria
         Kehilangan ereksi penis
         Periode refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
         Reaksi berkeringat
         Penurunan testis.
         Secara bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
D.    Faktor-Faktor yang mempengaruhi Seksualitas
1.      Faktor Fisik
-          Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
-          Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/ berat.
-          Citra tubuh yang buruk.
2.      Faktor Hubungan
-          Masalah dlm berhubungan dpt mempengaruhi hub seseorang untuk melakukan aktivitas seksual
-          Tergantung dari bagaimana mereka berkompromi dan bernegosiasi mengegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat diterima.

  1. Faktor Gaya Hidup
-          Meliputi penyalahgunaan alhokol dlm aktivitas seks,ketersediaan wktu,penentuan yang tepat utk aktivitas seks.
-          Penggunaan alkohol akan memberikan eforia palsu
  1. Faktor Harga Diri
-          Jika harga diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yg kuat ttg seksual diri dan dgn mempelajari keterampilan seksual, aktivitas seksual mungkin memberikan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
-          Harga diri seksual dpt ternggangu oleh : perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll.

   Beberapa bentuk penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat atara lain:
1.             Pedovilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubunga seksual dengan anak puberitas. Hal tersebut disebabkan oleh kelainan mental, seperti zhizofrenia, sadisme organik, atau gangguan kepribadian organik.
2.             Eksibisionisme yaitu kepuasan seksualdicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin dihadapan orang yang tidakdikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
3.             Fetisisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksualyang normal dan beda pergantian kelamin.
4.             Transvestisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang sedangan menggunakan pakaian dalam wanita.
5.             Transeksualisme yaitu bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminnya, adanya kelainan untuk berganti kelamin.
6.             Voyerisme / Skopoffilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain.
7.             Marokisme yaitu kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologi.
8.             Sadisme merupakan lawan dari Masokisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiksa pasangan) hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9.             Homoseksual dan Lesbianisme yaitu penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama.
10.         Zoofilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11.         Sodomi yaitu kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12.         Nekropilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat.
13.         Koprofilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses.
14.         Urolagnia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
15.         Oral seks/Kunilingus yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita.
16.         Fekiksio yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunkan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17.         Froterisme/Friksionisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakain ditempat yang penuh sesak manusia.
18.         Goronto yaitu kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia.
19.         Frottage yaitu kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang senangi tanpa diketahui lawan jenis.
20.         Pornografi yaitu gambar atau tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual (Maramis WF, 2004).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksual diantaranya:
1.             Tidak adanya panutan (role model)
2.             Gangguan struktur dan fungsi tubuh seperti adanya trauma, obat, kehamilan atau abnormalitas anatomi genetalia.
3.             Kurang pengetahuan atau informasi yang salah megenai masalah seksual.
4.             Penganiayaan secara fisik.
5.             Adanya penyimpangan psikoseksual.
6.             Konflik terhadap nilai.
7.             Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian.











            Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kebutuhan seksual yang dialami oleh orang dewasa merupakan kebutuhan seks yang mengalami penurunan fungsi organ reproduksi mengakibatkan kecanggungan dalam hubungan pasangan suami istri.
            Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual
            Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Oleh karena itu seksualitas pada orang dewasa sangat dibutuhkan dalam keharmonisan keluarga.