Sabtu, 28 April 2012
cairan limfe dan cairan serebospinal
BAB 1
A.
Pendahuluan
Hampir semua
reaksi dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme dalam tubuh
dapat berlangsung dengan baik, dibutuhkan masukkan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan
dalam tubuh
1.
Mengatur suhu tubuh
2.
Melancarkan peredaran darah
3.
Membuang racun dan sisa makanan
4.
Berfungsi pada kulit, pencernaan, sendi
dan otot
Beberapa cairan
yang terdapat dalam tubuh yaitu cairan limfe dan cairan serebrospinal. Dalam
makalah ini akan dibahas secara detail tentang cairan limfe dan cairan
serebrospinal. Yaitu pengertian cairan limfe, kelenjar limfe, Ciri-ciri cairan limfe, Pembuluh limfe, Fungsi cairan
limfe, Sistem limfatik, Proses jalan limfe, Yang terdapat dalam cairan limfe.
Dan untuk cairan serebrospinal yaitu ; Pengertian, Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan
Serebrospinal, Tekanan cairan serebrospinal, Pengukuran tekanan cairan serebrospinal, Warna cairan serebrospinal, Fungsi cairan serebrospinal, Yang
terdapat dalam cairan serebrospinal.
Cairan
limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya
berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk
ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran
tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa
merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan
di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medula
spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan tekanan cairan diatur pada suatu
tingkat yang konstan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan cairan limfe, kelenjar limfe dan
sistem limfatik?
2.
Apa fungsi, ciri-ciri, dan pembuluh limfe?
3.
Bagaimana proses jalannya cairan limfe?
4.
Apa yang terdapat dalam cairan limfe?
5.
Apa yang dimaksud dengan cairan serebrospinal?
6.
Bagaimana pembentukan,
warna, tekanan cairan serebrospinal dan cara pengukurannya?
7.
Apa fungsi dari cairan serebrospinal?
8.
Apa yang terdapat dalam cairan serebrospinal?
BAB 2
A.
Cairan
Limfe
1.
Pengertian
Darah selalu mengalir di dalam
pembuluhnya. Selain darah ada pula suatu cairan yang mengalir di seluruh
jaringan tubuh, namun tidak selalu mengalir dalam pembuluh. Cairan ini disebut
cairan limfa atau cairan getah bening.
Cairan limfa mengandung sel darah putih,
fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan
darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda
dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki
peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang
ujungnya terbuka.
2.
kelenjar
limfe
Ada dua kelenjar tempat masuknya
limfe ( getah bening ) dari jaringan
a.
Pembuluh
limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari
daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di
pembuluh balik di bawah selangka kanan.
b.
Pembuluh
limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain
danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan
tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh
yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang
berperan dalam pemberantasan kuman penyakit.
3.
Ciri-ciri cairan limfe
a.
Cairan
limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan
lemak dari usus.
b.
Jika
darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu
macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
c.
Limfosit
inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan
antibodi.
4.
Pembuluh limfe
a. Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini
terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe
kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala,
leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.
b. Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak
pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan
tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan
cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas.
Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada
tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini
menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit
penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain
terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.
5.
Fungsi
cairan limfe
a. Mengembalikan
cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
b. Mengangkut
limfosit
c. Membawa
lemak emulsi dari usus
d. Menyaring
& menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran.
e. Menghasilkan
zat antibody
6.
Sistem
limfatik
Sistem limfatik, seperti yang
kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus Rudbeck dan
Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh
getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah
bening; sistem limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organ. Sistem
limfatik terkait erat dengan darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase
yang luas yang membawa air dan protein dari berbagai jaringan ke aliran darah.
Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan sebagai pembuluh getah bening
atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa cairan jernih yang
disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang untuk
pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang
dan jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Sistem limfatik merupakan sebagian besar
dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening dan kelenjar getah. Pembuluh
getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang disebut getah
bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih
yang melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening.
Seiring dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel
darah putih pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi
ada sel-sel di kelenjar getah.
7.
Proses jalan limfe
Proses jalan limfe di mulai dari
keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat
makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah
kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan
zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan
berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut
limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan
jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang
satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe.
Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus
thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus
thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada
ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan
belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah
kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter,
pangkalnya menreima limfe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan,
kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar
limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan,
yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari
3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil
dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam
darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe saat di
lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti
zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut
disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau
di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan
dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang
terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat
kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan
kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat
arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren,
dir en tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan.
Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa
kembali.
8.
Yang
terdapat dalam cairan limfe
a.
Air
b.
Glukosa
c.
Lemak
d.
Garam
e.
Protein 0,85 %
B. Cairan serebrospinal
1.
Pengertian
Cairan
Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang
subarachnoid yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh
ruangan berhubungan satu sama lain, dan tekanan
cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
2.
Pembentukan,
Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal
Sebagian
besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel
serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel
ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil
terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh
darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang
dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari),
volume CSS total hanya sekitar 150 mL. CSS mengalir dari
ventrikel lateralis melalui foramen intraventrikular (foramen Monroe) ke
venrikel ketiga, lalu melewati cerebral aquaductus (aquaductus
sylvii) ke venrikel keempat, dan melalui apertura medialis (foramen Magendi)
dan apertura lateral (foramen Luschka) menuju ke sisterna
cerebelomedular (sisterna magna). Dari sisterna cerebelomedular, CSS memasuki
ruang subarakhnoid, bersirkulasi disekitar otak dan medula spinalis sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang terdapat pada
hemisfer serebral.
3.
Tekanan cairan serebrospinal
Tekanan
normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi
horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm
air atau setinggai 195 mm air pada orang normal.
Normalnya,
tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan
melalui vili arakhnoidalis. Alasannya adalah bahwa kecepatan normal pembentukan
cairan serebrospinal bersifat konstan, sehingga dalam pengaturan tekanan jarang
terjadi faktor perubahan dalam pembentukan cairan. Sebaliknya, vili berfungsi
seperti katup yang memungkinkan cairan dan isinya mengalir ke dalam darah dalam
sinus venosus dan tidak memungkinkan aliran sebaliknya. Secara
normal, kerja katup vili tersebut memungkinkan cairan serebrospinal mulai
mengalir ke dalam darah ketika tekanan sekitar 1,5 mmHg lebih
besar dari tekanan darah dalam sinus venosus. Kemudian, jika tekanan cairan
serebrospinal masih meningkat terus, katup akan terbuka lebar, sehingga dalam
keadaan normal, tekanan tersebut tidak pernah meningkat lebih dari beberapa
mmHg dibanding dengan tekanan dalam sinus.
Sebaliknya,
dalam keadaan sakit vili tersebut kadang-kadang menjadi tersumbat oleh partikel-partikel besar, oleh fibrosis, atau bahkan oleh molekul protein
plasma yang berlebihan yang bocor ke dalam cairan serebrospinal
pada penyakit otak. Penghambatan seperti ini dapat menyebabkan tekanan cairan
serebrospinal menjadi sangat tinggi.
4. Pengukuran tekanan cairan serebrospinal
Prosedur
yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal adalah sebagai
berikut : Pertama, orang tersebut berbaring horizontal pada sisi tubuhnya,
sehingga tekanan cairan spinal sama dengan tekanan dalam ruang tengkorak.
Sebuah jarum spinal kemudian dimasukkan ke dalam kanalis spinalis lumbalis di
bawah ujung terendah medula spinalisdan
dihubungkan
dengan sebiuah pipa kaca. Cairan spinal tersebut dibiarkan naik pada pipa kaca
sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi
136 mm di atas tingkat jarum tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau,
dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat jenis air raksa, kira-kira 10
mmHg.
5. Warna cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal normal
tidak berwarna. Adanya warna pada cairan ini biasanya menunjukkan hal abnormal.
·
Xantokrom (kekuningan): perdarahan
subarakhnoid, meningitis tuberkulosis, dan neonatus normal.
·
Kuning: hiperbilirubinemia, hemolisis.
·
Oranye: hiperkarotenemia, hemolisis.
·
Merah muda: hemolisis.
·
Hijau: hiperbilirubinemia, meningitis
bakterial.
·
Coklat: meningitis melanomatosis.
6.
Fungsi cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal berfungsi
sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis,juga sebagai
media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan
melalui prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang
subaraknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.
7.
Yang terdapat dalam cairan serebrospinal
Protein
Protein pada
cairan serebrospinal normal mengandung 18-58 mg/dL protein. Peningkatan protein dapat terjadi akibat
infeksi, perdarahan, multiple sclerosis, dan keganasan. Sedangkan
protein yang rendah mungkin ditemukan pada bayi atau anak berusia di bawah 2
tahun dan pada intoksikasi air. Hipoproteinemia atau hipoalbuminemia tidak
menyebabkan protein cairan serebrospinal menurun.
Glukosa
Glukosa pada
cairan serebrospinal biasanya sama dengan 2/3 kali glukosa darah orang yang
bersangkutan 2-4 jam sebelumnya. Satu-satunya
penyebab peningkatan glukosa pada cairan serebrospinal adalah diabetes melitus.
Namun glukosa cairan dalam kasus ini tidak pernah melebihi 300 mg/dL. Penurunan glukosa cairan serebrospinal
biasanya disebabkan infeksi. Infeksi bakteri menyebabkan glukosa turun sampai
sangat rendah, namun infeksi virus yang hanya menyebabkan glukosa turun
sedikit. Pemeriksaan ini tidak selalu sensitif menyingkirkan infeksi karena 50%
pasien meningitis menunjukkan kadar glukosa cairan serebrospinal normal.
aspek seksualitas dalam keperawatan
Latar belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan
ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu
yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik
hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari
bagian personalitas total
manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait
dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk
elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan
ciri seks sekundernya
dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan
pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan
seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah
elemen perkembangan psikososial
laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli
tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial.
Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu
berdasarkan gendernya.
Seksualitas sulit untuk di definisikan karena seksualitas
memiliki banyak aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam
perilaku. Seksualitas bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas
sampai berhubungan dengan orang lain. Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan
kebutuhan sosial
dan biologis sepanjang kehidupan.
Kesehatan seksual telah didefinisikan sebagai
perintregrasian aspek somatik emosional intelektual dan social dari kehidupan
seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian,
komunikasi, dan cinta. Banyak orang salah berpikir tentang seksualitas hanya
dalam istilah seks.
Seksualitas dan seks adalah sesuatu hal yang berbeda seks
sering digunakan dalam 2 cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik
dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk
member lebel jender, baik sesorang itu pria atau wanita.
Seksualitas dilain pihak adalah istilah yang lebih luas
seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari
jenis kelamin yang berbeda dan atau sama dan mencakup pikiran, pengalaman,
pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka
mengomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual dan
perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerak tubuh, etiket berpakaian, dan perbendaharaan
kata. Seksualitas mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pengalaman hidup ini sering berbeda antara pria dan wanita
(Denney dan Quadagno, 1992; Zawid, 1994).
Jadi Seksualitas di defenisikan
sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati
paling dalam, dapat pula berupa
pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
A. Perbedaan
antara Seksualitas dengan seks
u Seksualitas dan seks merupakan hal yang
berbeda
u Seksualitas merupakan bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti
sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak
tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman,
nilai, fantasi, emosi.
u seks
menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan
perempuan, dan menjelaskan tentang hubungan fisik
antar individu (aktivitas seksual genital).
B. Konsep
Seksualitas
•
Memiliki
banyak aspek kehidupan, diekspresikan melalui beragam perilaku.
•
Meluas
sampai berhubungan dengan orang lain.
•
Keintiman
dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang
kehidupan.
C. Dimensi Seksualitas
- Dimensi Sosiokultural
-
Dipengaruhi
oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima
didalam kultur
-
Seorang
individu dipengaruhi oleh jaringan sosial mereka dan cenderung untuk melakukan apa yang digariskan oleh lingkungan
sosial mereka
-
Kehidupan
sosial melekat erat dalam kehidupan sosial yang memberikan kesempatan dan
batasan.
- Dimensi Agama dan Etik
-
Jika
kepuasan seksual melewati batas kode etik individu,maka akan menimbulkan
konflik internal, seperti perasaan bersalah,berdosa dll.
-
Meskipun
agama memegang peranan penting, keputusan seksual akhirnya diserahkan pada
individu,shg sering terjadi pelanggaran etik atau agama.
- Dimensi Biologis
-
Merupakan
dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ reproduksi termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal.
-
Misalnya : kesehatan reproduksi pria &
wanita berbeda, membutuhkan perawatan yang berbeda pula baik interna maupun
eksternal.
- Dimensi Psikologis
Seksualitas mengandung sesuatu yang dipelajari.
Orangtua mempunyai pengaruh
signifikan pertama pada anak-anaknya.
D. Identitas
Seksual
- Identitas Biologis : perbedaan antara pria dan wanita ditentukan pada masa konsepsi.
- Identitas Gender : Rasa menjadi feminin atau maskulin.
- Peran Gender : cara dimana seseorang bertindak sebagai pria atau wanita.
Peran
Gender
•
Peran
gender merupakan seseorang bertindak sbg wanita atau pria.
Dipengaruhi oleh :
ü
Faktor
lingkungan
ü
Hormon
seks
ü
Faktor
kultural.
E. Orientasi
Seksual
Orientasi seksual adalah
ketertarikan emosional,somatik,seksual atau rasa sayang yang bertahan lama thd
orang lain.
F. Perilaku Seksual
Perilaku
seksual merupakan :
•
perilaku yang muncul krn adanya dorongan
seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku.
•
Perilaku
seksual yg dianggap sehat adl heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama
suka.
•
Perilaku
seksual sering disederhanakan : hubungan seksual berupa penetrasi &
ejakulasi
Menurut
Wahyudi (2000),perilaku seksual secara rinci dapat berupa :
•
Berfantasi
•
Pegangan
tangan
•
Cium
kering
•
Cium
basah
•
Meraba
•
Berpelukan
•
Masturbasi
(wanita) & onani (laki-laki)
•
Oral
seks
•
Petting
•
Intercourse
(bersenggama)
G. Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi
seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan
dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
Kongruen antara seks biologis,
identitas jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan
etik sosial
Kemampuan mengekspresikan
seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan
kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan
seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan
dengan peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan
orang lain
2. Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan
Seks merupakan kegiatan emosional
dan fisik yang mendapatkan kenikmatan dan mampu bereksi dan merasakan
sexsualitas. Seks harus diberikan secara holistik (Biologi, Psikologi, Sosial,
Soritual dan Kultural). Stuart
dan Sundeen mengemukakan 3 teori utama
1. Teori biologis: perkembangan seksualitas ditentukan oleh fungsi biologis sebagai laki-laki atau perempuan
2. Teori psiko analitik: ekspresi seksulitas tergantung lingkungan
3. Teori perilaku: prilaku seksual adalah respon fisiologi
1. Teori biologis: perkembangan seksualitas ditentukan oleh fungsi biologis sebagai laki-laki atau perempuan
2. Teori psiko analitik: ekspresi seksulitas tergantung lingkungan
3. Teori perilaku: prilaku seksual adalah respon fisiologi
Masalah keperawatan yang terjadi pada
kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola
seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual sedangkan kesehatan seksual
sendiri adalah integrasi dari aspek samatis, emosional, intelektual, dan sosial
dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan
kepribadian. Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau
beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang
sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
B. Perkembangan
Seksual
- Masa Bayi
Bayi dilahirkan dengan kapasitas
untuk kesenangan dan respons seksual.
Genetalia bayi sensitif terhadap
sentuhan sejak lahir.
Respons orangtua : membentuk arah
dari perkembangan seksual, edukasi dan kenyamanan
- Masa Usia bermain dan Pra sekolah
Anak usia 1-5 th menguatkan rasa
identitas jender dan mulai membedakan perilaku sesuai jender yang didefinisikan
secara sosial.
Mulai menirukan tindakan orangtua
yang berjenis kelamin sama.
Eksplorasi tubuh terus berlanjut
dalam kelompok usia ini.
- Masa Usia sekolah
Bagi anak usia 6-10 th, edukasi dan
penekanan tentang seksualitas datang
dari orang tua dan gurunya.
Anak mulai punya keinginan dan
kebutuhan privasi
Anak juga harus diberi penjelasan
potensial terjadi penganiayaan seksual
- Pubertas dan Masa Remaja
Adanya pertumbuhan tanda-tanda
kelamin sekunder.
Perubahan emosi selama pubertas dan masa
remaja sangat dramatis.
Informasi yang akurat tentang
perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, PMS dan kehamilan.
- Masa Dewasa
Telah mencapai maturasi tetapi terus
mengeksplorasi untuk kematangan emosional dalam hubungan.
Mengembangkan hubungan yang intim
Pada Akhir dewasa individu
menyesuaikan dengan perubahan sosial yang terjadi
- Masa Dewasa Tua (lansia)
Seksualitas beralih pada penekanan
pada prokreasi menjadi penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi, intim, dan hubungan fisik mencari
kesenangan.
Terjadinya perubahan fisik yang
terjadi pada proses penuaan harus dijelaskan pada klien lansia.
C. Siklus
Respon Seksual
1.EXICETEMENT :peningkatan bertahap
dalam rangsangan seksual
Wanita
•
Lubrikasi
vaginal :dinding vaginal berkeringat.
•
Ekspansi
2/3 bagian dalam lorong vagina.
•
Peningkatan
sensitifitas & pembesaran klitoris serta labia.
•
Ereksi
putting dan peningkatan ukuran payudara.
Pria
•
Ereksi
penis
•
Penebalan
dan elevasi skrotum
•
Elevasi
dan pembesaran moderat testis
•
Ereksi
putting.
2.
PLATEU : penguatan respons fase exicetement
Wanita
•
Retraksi
klitoris
•
Pembentukan
p’atform orgasmus:pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora.
•
Perubahan
warna kulit yg tampak hidup
•
Peningkatan
tengan otot pernafasan
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
Pria
•
Peningkatan
ukuran glans penis
•
Peningkatan
intensitas warna glans
•
Elevasi
& peningkatan 50% ukuran testis
•
Peningkatan
tegangan otot dan pernafasan.
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme
: penyaluran kumpulan darah & tegangan otot
Wanita
•
Kontraksi
involunter platform,orgasme, uterus,rektal,dan spinter uretral, dan kel otot
lain
•
Hiperventilasi
dan peningkatan frekeunsi jantung.
•
Memuncaknya
frekuensi jantung, TD, RR
Pria
•
Penutupan
spinter urinarius interna
•
Sensasi
ejakulasi yg tidak tertahankan
•
Kontraksi
duktus deferens vesikek seminalis proksimal dan duktus ejakulatoris.
•
Memuncaknya
frekuensi denyut jantung,TD, RR
•
ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan
psikologis kembali kedlm keadaan tidak terangsang
Wanita
•
Relaksasi
bertahap dinding vagina
•
Perubahan
warna yang cepat pada labia minora
•
Berkeringat
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
•
Wanita
mampu mengalami kembali orgasme.
Pria
•
Kehilangan
ereksi penis
•
Periode
refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
•
Reaksi
berkeringat
•
Penurunan
testis.
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
D.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Seksualitas
1.
Faktor
Fisik
-
Klien
dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
-
Kondisi
fisik dapat berupa penyakit ringan/ berat.
-
Citra
tubuh yang buruk.
2.
Faktor
Hubungan
-
Masalah
dlm berhubungan dpt mempengaruhi hub seseorang untuk melakukan aktivitas
seksual
-
Tergantung
dari bagaimana mereka berkompromi dan bernegosiasi mengegosiasi mengenai
perilaku seksual yang dapat diterima.
- Faktor Gaya Hidup
-
Meliputi
penyalahgunaan alhokol dlm aktivitas seks,ketersediaan wktu,penentuan yang
tepat utk aktivitas seks.
-
Penggunaan
alkohol akan memberikan eforia palsu
- Faktor Harga Diri
-
Jika
harga diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yg kuat ttg
seksual diri dan dgn mempelajari keterampilan seksual, aktivitas seksual
mungkin memberikan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
-
Harga
diri seksual dpt ternggangu oleh : perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll.
Beberapa bentuk
penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat
atara lain:
1.
Pedovilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini
ditandai dengan adanya fantasi berhubunga seksual dengan anak puberitas. Hal
tersebut disebabkan oleh kelainan mental, seperti zhizofrenia, sadisme organik,
atau gangguan kepribadian organik.
2.
Eksibisionisme
yaitu kepuasan seksualdicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin dihadapan
orang yang tidakdikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan
seksual.
3.
Fetisisme yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi,
pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara
lain karena eksperimen seksualyang normal dan beda pergantian kelamin.
4.
Transvestisme
yaitu kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan
peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang sedangan menggunakan pakaian
dalam wanita.
5.
Transeksualisme
yaitu bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang
terhadap alat kelaminnya, adanya kelainan untuk berganti kelamin.
6.
Voyerisme /
Skopoffilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang
lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain.
7.
Marokisme yaitu
kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara
fisik atau psikologi.
8.
Sadisme
merupakan lawan dari Masokisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti
objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiksa pasangan) hal
tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9.
Homoseksual dan
Lesbianisme yaitu penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara
fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui
hubungan dengan orang berjenis kelamin sama.
10.
Zoofilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11.
Sodomi yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12.
Nekropilia yaitu kepuasan
seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat.
13.
Koprofilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses.
14.
Urolagnia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
15.
Oral
seks/Kunilingus yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin wanita.
16.
Fekiksio yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunkan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17.
Froterisme/Friksionisme
yaitu kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita
atau badan yang berpakain ditempat yang penuh sesak manusia.
18.
Goronto yaitu
kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia.
19.
Frottage yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang senangi tanpa diketahui
lawan jenis.
20.
Pornografi
yaitu gambar atau tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan
seksual (Maramis WF, 2004).
Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksual diantaranya:
1.
Tidak adanya
panutan (role model)
2.
Gangguan
struktur dan fungsi tubuh seperti adanya trauma, obat, kehamilan atau
abnormalitas anatomi genetalia.
3.
Kurang
pengetahuan atau informasi yang salah megenai masalah seksual.
4.
Penganiayaan
secara fisik.
5.
Adanya
penyimpangan psikoseksual.
6.
Konflik
terhadap nilai.
7.
Kehilangan
pasangan karena perpisahan atau kematian.
Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kebutuhan
seksual yang dialami oleh orang dewasa merupakan kebutuhan seks yang mengalami
penurunan fungsi organ reproduksi mengakibatkan kecanggungan dalam hubungan
pasangan suami istri.
Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan
perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi
seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual
Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko
mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang sebagai tidak
berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan
ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Oleh karena
itu seksualitas pada orang dewasa sangat dibutuhkan dalam keharmonisan
keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)