Latar belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan
ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu
yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik
hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari
bagian personalitas total
manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait
dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk
elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan
ciri seks sekundernya
dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan
pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan
seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah
elemen perkembangan psikososial
laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli
tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial.
Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu
berdasarkan gendernya.
Seksualitas sulit untuk di definisikan karena seksualitas
memiliki banyak aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam
perilaku. Seksualitas bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas
sampai berhubungan dengan orang lain. Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan
kebutuhan sosial
dan biologis sepanjang kehidupan.
Kesehatan seksual telah didefinisikan sebagai
perintregrasian aspek somatik emosional intelektual dan social dari kehidupan
seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian,
komunikasi, dan cinta. Banyak orang salah berpikir tentang seksualitas hanya
dalam istilah seks.
Seksualitas dan seks adalah sesuatu hal yang berbeda seks
sering digunakan dalam 2 cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik
dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk
member lebel jender, baik sesorang itu pria atau wanita.
Seksualitas dilain pihak adalah istilah yang lebih luas
seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari
jenis kelamin yang berbeda dan atau sama dan mencakup pikiran, pengalaman,
pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka
mengomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual dan
perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerak tubuh, etiket berpakaian, dan perbendaharaan
kata. Seksualitas mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pengalaman hidup ini sering berbeda antara pria dan wanita
(Denney dan Quadagno, 1992; Zawid, 1994).
Jadi Seksualitas di defenisikan
sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati
paling dalam, dapat pula berupa
pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
A. Perbedaan
antara Seksualitas dengan seks
u Seksualitas dan seks merupakan hal yang
berbeda
u Seksualitas merupakan bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti
sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak
tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman,
nilai, fantasi, emosi.
u seks
menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan
perempuan, dan menjelaskan tentang hubungan fisik
antar individu (aktivitas seksual genital).
B. Konsep
Seksualitas
•
Memiliki
banyak aspek kehidupan, diekspresikan melalui beragam perilaku.
•
Meluas
sampai berhubungan dengan orang lain.
•
Keintiman
dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang
kehidupan.
C. Dimensi Seksualitas
- Dimensi Sosiokultural
-
Dipengaruhi
oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima
didalam kultur
-
Seorang
individu dipengaruhi oleh jaringan sosial mereka dan cenderung untuk melakukan apa yang digariskan oleh lingkungan
sosial mereka
-
Kehidupan
sosial melekat erat dalam kehidupan sosial yang memberikan kesempatan dan
batasan.
- Dimensi Agama dan Etik
-
Jika
kepuasan seksual melewati batas kode etik individu,maka akan menimbulkan
konflik internal, seperti perasaan bersalah,berdosa dll.
-
Meskipun
agama memegang peranan penting, keputusan seksual akhirnya diserahkan pada
individu,shg sering terjadi pelanggaran etik atau agama.
- Dimensi Biologis
-
Merupakan
dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ reproduksi termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal.
-
Misalnya : kesehatan reproduksi pria &
wanita berbeda, membutuhkan perawatan yang berbeda pula baik interna maupun
eksternal.
- Dimensi Psikologis
Seksualitas mengandung sesuatu yang dipelajari.
Orangtua mempunyai pengaruh
signifikan pertama pada anak-anaknya.
D. Identitas
Seksual
- Identitas Biologis : perbedaan antara pria dan wanita ditentukan pada masa konsepsi.
- Identitas Gender : Rasa menjadi feminin atau maskulin.
- Peran Gender : cara dimana seseorang bertindak sebagai pria atau wanita.
Peran
Gender
•
Peran
gender merupakan seseorang bertindak sbg wanita atau pria.
Dipengaruhi oleh :
ü
Faktor
lingkungan
ü
Hormon
seks
ü
Faktor
kultural.
E. Orientasi
Seksual
Orientasi seksual adalah
ketertarikan emosional,somatik,seksual atau rasa sayang yang bertahan lama thd
orang lain.
F. Perilaku Seksual
Perilaku
seksual merupakan :
•
perilaku yang muncul krn adanya dorongan
seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku.
•
Perilaku
seksual yg dianggap sehat adl heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama
suka.
•
Perilaku
seksual sering disederhanakan : hubungan seksual berupa penetrasi &
ejakulasi
Menurut
Wahyudi (2000),perilaku seksual secara rinci dapat berupa :
•
Berfantasi
•
Pegangan
tangan
•
Cium
kering
•
Cium
basah
•
Meraba
•
Berpelukan
•
Masturbasi
(wanita) & onani (laki-laki)
•
Oral
seks
•
Petting
•
Intercourse
(bersenggama)
G. Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi
seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan
dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
Kongruen antara seks biologis,
identitas jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan
etik sosial
Kemampuan mengekspresikan
seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan
kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan
seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan
dengan peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan
orang lain
2. Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan
Seks merupakan kegiatan emosional
dan fisik yang mendapatkan kenikmatan dan mampu bereksi dan merasakan
sexsualitas. Seks harus diberikan secara holistik (Biologi, Psikologi, Sosial,
Soritual dan Kultural). Stuart
dan Sundeen mengemukakan 3 teori utama
1. Teori biologis: perkembangan seksualitas ditentukan oleh fungsi biologis sebagai laki-laki atau perempuan
2. Teori psiko analitik: ekspresi seksulitas tergantung lingkungan
3. Teori perilaku: prilaku seksual adalah respon fisiologi
1. Teori biologis: perkembangan seksualitas ditentukan oleh fungsi biologis sebagai laki-laki atau perempuan
2. Teori psiko analitik: ekspresi seksulitas tergantung lingkungan
3. Teori perilaku: prilaku seksual adalah respon fisiologi
Masalah keperawatan yang terjadi pada
kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola
seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual sedangkan kesehatan seksual
sendiri adalah integrasi dari aspek samatis, emosional, intelektual, dan sosial
dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan
kepribadian. Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau
beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang
sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
B. Perkembangan
Seksual
- Masa Bayi
Bayi dilahirkan dengan kapasitas
untuk kesenangan dan respons seksual.
Genetalia bayi sensitif terhadap
sentuhan sejak lahir.
Respons orangtua : membentuk arah
dari perkembangan seksual, edukasi dan kenyamanan
- Masa Usia bermain dan Pra sekolah
Anak usia 1-5 th menguatkan rasa
identitas jender dan mulai membedakan perilaku sesuai jender yang didefinisikan
secara sosial.
Mulai menirukan tindakan orangtua
yang berjenis kelamin sama.
Eksplorasi tubuh terus berlanjut
dalam kelompok usia ini.
- Masa Usia sekolah
Bagi anak usia 6-10 th, edukasi dan
penekanan tentang seksualitas datang
dari orang tua dan gurunya.
Anak mulai punya keinginan dan
kebutuhan privasi
Anak juga harus diberi penjelasan
potensial terjadi penganiayaan seksual
- Pubertas dan Masa Remaja
Adanya pertumbuhan tanda-tanda
kelamin sekunder.
Perubahan emosi selama pubertas dan masa
remaja sangat dramatis.
Informasi yang akurat tentang
perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, PMS dan kehamilan.
- Masa Dewasa
Telah mencapai maturasi tetapi terus
mengeksplorasi untuk kematangan emosional dalam hubungan.
Mengembangkan hubungan yang intim
Pada Akhir dewasa individu
menyesuaikan dengan perubahan sosial yang terjadi
- Masa Dewasa Tua (lansia)
Seksualitas beralih pada penekanan
pada prokreasi menjadi penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi, intim, dan hubungan fisik mencari
kesenangan.
Terjadinya perubahan fisik yang
terjadi pada proses penuaan harus dijelaskan pada klien lansia.
C. Siklus
Respon Seksual
1.EXICETEMENT :peningkatan bertahap
dalam rangsangan seksual
Wanita
•
Lubrikasi
vaginal :dinding vaginal berkeringat.
•
Ekspansi
2/3 bagian dalam lorong vagina.
•
Peningkatan
sensitifitas & pembesaran klitoris serta labia.
•
Ereksi
putting dan peningkatan ukuran payudara.
Pria
•
Ereksi
penis
•
Penebalan
dan elevasi skrotum
•
Elevasi
dan pembesaran moderat testis
•
Ereksi
putting.
2.
PLATEU : penguatan respons fase exicetement
Wanita
•
Retraksi
klitoris
•
Pembentukan
p’atform orgasmus:pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora.
•
Perubahan
warna kulit yg tampak hidup
•
Peningkatan
tengan otot pernafasan
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
Pria
•
Peningkatan
ukuran glans penis
•
Peningkatan
intensitas warna glans
•
Elevasi
& peningkatan 50% ukuran testis
•
Peningkatan
tegangan otot dan pernafasan.
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme
: penyaluran kumpulan darah & tegangan otot
Wanita
•
Kontraksi
involunter platform,orgasme, uterus,rektal,dan spinter uretral, dan kel otot
lain
•
Hiperventilasi
dan peningkatan frekeunsi jantung.
•
Memuncaknya
frekuensi jantung, TD, RR
Pria
•
Penutupan
spinter urinarius interna
•
Sensasi
ejakulasi yg tidak tertahankan
•
Kontraksi
duktus deferens vesikek seminalis proksimal dan duktus ejakulatoris.
•
Memuncaknya
frekuensi denyut jantung,TD, RR
•
ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan
psikologis kembali kedlm keadaan tidak terangsang
Wanita
•
Relaksasi
bertahap dinding vagina
•
Perubahan
warna yang cepat pada labia minora
•
Berkeringat
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
•
Wanita
mampu mengalami kembali orgasme.
Pria
•
Kehilangan
ereksi penis
•
Periode
refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
•
Reaksi
berkeringat
•
Penurunan
testis.
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
D.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Seksualitas
1.
Faktor
Fisik
-
Klien
dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
-
Kondisi
fisik dapat berupa penyakit ringan/ berat.
-
Citra
tubuh yang buruk.
2.
Faktor
Hubungan
-
Masalah
dlm berhubungan dpt mempengaruhi hub seseorang untuk melakukan aktivitas
seksual
-
Tergantung
dari bagaimana mereka berkompromi dan bernegosiasi mengegosiasi mengenai
perilaku seksual yang dapat diterima.
- Faktor Gaya Hidup
-
Meliputi
penyalahgunaan alhokol dlm aktivitas seks,ketersediaan wktu,penentuan yang
tepat utk aktivitas seks.
-
Penggunaan
alkohol akan memberikan eforia palsu
- Faktor Harga Diri
-
Jika
harga diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yg kuat ttg
seksual diri dan dgn mempelajari keterampilan seksual, aktivitas seksual
mungkin memberikan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
-
Harga
diri seksual dpt ternggangu oleh : perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll.
Beberapa bentuk
penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat
atara lain:
1.
Pedovilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini
ditandai dengan adanya fantasi berhubunga seksual dengan anak puberitas. Hal
tersebut disebabkan oleh kelainan mental, seperti zhizofrenia, sadisme organik,
atau gangguan kepribadian organik.
2.
Eksibisionisme
yaitu kepuasan seksualdicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin dihadapan
orang yang tidakdikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan
seksual.
3.
Fetisisme yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi,
pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara
lain karena eksperimen seksualyang normal dan beda pergantian kelamin.
4.
Transvestisme
yaitu kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan
peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang sedangan menggunakan pakaian
dalam wanita.
5.
Transeksualisme
yaitu bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang
terhadap alat kelaminnya, adanya kelainan untuk berganti kelamin.
6.
Voyerisme /
Skopoffilia yaitu kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang
lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain.
7.
Marokisme yaitu
kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara
fisik atau psikologi.
8.
Sadisme
merupakan lawan dari Masokisme yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti
objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiksa pasangan) hal
tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9.
Homoseksual dan
Lesbianisme yaitu penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara
fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui
hubungan dengan orang berjenis kelamin sama.
10.
Zoofilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11.
Sodomi yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12.
Nekropilia yaitu kepuasan
seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat.
13.
Koprofilia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses.
14.
Urolagnia yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
15.
Oral
seks/Kunilingus yaitu kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin wanita.
16.
Fekiksio yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan menggunkan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17.
Froterisme/Friksionisme
yaitu kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita
atau badan yang berpakain ditempat yang penuh sesak manusia.
18.
Goronto yaitu
kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia.
19.
Frottage yaitu
kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang senangi tanpa diketahui
lawan jenis.
20.
Pornografi
yaitu gambar atau tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan
seksual (Maramis WF, 2004).
Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksual diantaranya:
1.
Tidak adanya
panutan (role model)
2.
Gangguan
struktur dan fungsi tubuh seperti adanya trauma, obat, kehamilan atau
abnormalitas anatomi genetalia.
3.
Kurang
pengetahuan atau informasi yang salah megenai masalah seksual.
4.
Penganiayaan
secara fisik.
5.
Adanya
penyimpangan psikoseksual.
6.
Konflik
terhadap nilai.
7.
Kehilangan
pasangan karena perpisahan atau kematian.
Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kebutuhan
seksual yang dialami oleh orang dewasa merupakan kebutuhan seks yang mengalami
penurunan fungsi organ reproduksi mengakibatkan kecanggungan dalam hubungan
pasangan suami istri.
Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan
perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi
seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan kesehatan seksual
Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko
mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang sebagai tidak
berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan
ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Oleh karena
itu seksualitas pada orang dewasa sangat dibutuhkan dalam keharmonisan
keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
please type your comment