Rabu, 25 April 2012

kanker serviks


BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar belakang
Kanker Leher Rahim atau Kanker Serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim. Yaitu pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi rahim dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang  menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit Kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.
Risiko terinfeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.
Insiden kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker  serviks merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastis semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi di negara berkembang.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar  penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian. Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.

1.2  masalah
1.   apa yang dimaksud dengan kanker serviks dan apa sajakah klasifikasi dari kanker serviks?
2.   Apa yang menjadi penyebab dari kanker serviks?
3.   Bagaimanakah penyebaran, gejala klinis, dan diagnosa dari kanker serviks?
4.   Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks?
5.   Bagaimana penjelasan tentang kanker serviks menurut pendapat penyusun?
1.3  tujuan
1.   mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan kanker serviks dan klasifikasinya
2.   mendeskripsikan faktor penyebab dari kanker serviks
3.   mendeskripsikan penyebaran, gejala klinis, dan diagnose dari kanker serviks
4.   mendeskripsikan pengobatan dan pencegahan kanker serviks
5.   mendeskripsikan penjelasan tentang kanker serviks menurut pendapat penyusun.
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan klasifikasi kanker serviks
2.1.1 Pengertian kanker serviks
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan invasi atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh metastasis. Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun diwariskan mutasi germline. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi.
Usia serangan kanker pra-invasif sering terjadi pada wanita di akhir usia 20 hingga 30 tahun. Ini disebut sebagai NIS (neoplasia intraepitel servikal).Ini adalah perubahan pada lapisan serviks yang dapat menyebabkan kanker leher rahim. Dengan waktu, lesi pra-kanker ini dapat berkembang dan menjadi kanker invasif jika tidak diobati.
2.1.2 Klasifikasi kanker serviks
2.1.2.1 Karsinoma sel skuamosa
merupakan bentuk kanker dari jenis karsinoma yang mungkin terjadi pada organ-organ yang berbeda seperti kulit, bibir, mulut, kerongkongan, kandung kemih, prostat, paru-paru, vagina, dan serviks. Ini adalah tumor ganas epitel skuamosa, epitel yang menunjukkan diferensiasi sel skuamosa.
Insiden karsinoma sel skuamosa bervariasi dengan usia, jenis kelamin, ras, geografi, dan genetika. Insiden meningkat dengan usia SCC dan kejadian puncak biasanya sekitar 66 tahun. Pria yang terpengaruh dengan SCC pada rasio 2:1 dibandingkan dengan perempuan. Kaukasia lebih mungkin akan terpengaruh, terutama mereka yang memiliki kulit Celtic adil, jika kronis terkena radiasi UV. Ada juga beberapa penyakit bawaan langka predisposisi malignancy.In kulit lokasi geografis tertentu, paparan terhadap arsenik dalam air sumur atau dari sumber-sumber industri secara signifikan dapat meningkatkan risiko SCC.
Karsinoma sel skuamosa dapat diklasifikasikan ke dalam jenis berikut:
1.   Karsinoma sel skuamosa adenoid (karsinoma sel skuamosa Pseudoglandular)
2.   Sel jernih karsinoma sel skuamosa (karsinoma sel Batal kulit)
3.   Spindle sel skuamosa karsinoma sel
4.   Cincin meterai-sel skuamosa karsinoma sel
5.   Karsinoma sel skuamosa Basaloid
6.   Verrucous karsinoma
7.   Keratoacanthoma
2.1.2.2 Adenokarsinoma
Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang sering ditemui. Kanker ini menyerang kelenjar prostat. Umumnya kanker prostat tumbuh di bagian tepi dari prostat yaitu pada zona perifer. Sering didapatkan pasien tanpa keluhan hambatan kencing tetapi mengalami sakit kanker prostat. Hal ini terjadi karena kanker tumbuh disisi tepi dan meluas keluar sedang saluran kencing yang berada di tengah tidak terganggu. Jika kanker ini tumbuh besar, dapat terjadi hambatan aliran kencing.
Penyakit ini lebih sering diderita oleh pria tua dibanding pria yang muda. Faktor resiko terjadinya kanker prostat belum terungkap semuanya, hanya beberapa saja yang telah diketahui. Faktor resiko yang telah jelas diketahui ada 3, yaitu: usia tua, asal etnis dan turunan.
Untuk menurunkan resiko kanker prostat dapat dilakukan dengan merubah gaya hidup, menurunkan konsumsi lemak hewani, memperbanyak buah, biji-bijian dan sayuran.
Setelah dilakukan pengambilan jaringan baik dengan operasi atau pengambilan sampel maka dapat diketahui jenisnya. Kebanyakan jenis kanker ini adalah jenis kelenjar adenokarsinoma. Gambaran kelenjar prostat akan bervariasi, dari yang mirip kelenjar normal hingga sama sekali tidak berbentuk. Gambaran yang bervariasi tersebut dalam kedokteran dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang. Skor 1 jika menyerupai kelenjar normal dan 5 jika sangat tidak teratur. Gleason skor biasanya dikombinasikan antara gambaran terbanyak dan gambaran terbanyak kedua. Sehingga Gleason skor berkisar dari 2 hingga 10. Semakin tinggi angkanya semakin buruk.
2.2  Faktor penyebab kanker serviks
Kanker Serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). HPV atau Human Papilloma Virus adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Lebih dari 95 persen dari kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papilloma Virus.
Human Papilloma Virus merupakan virus DNA famili Papovaviridae (papovaviruses), DNA virus terdiri dari double strand dan sirkular dengan 5-8 gen dan virus ini tidak berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan menyebabkan keadaan hiperplasia dari sel epitel pipih.
Meskipun Human Papilloma Virus bertanggung jawab baik pada kutil kelamin dan kanker serviks pada wanita, mereka disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Jadi, jika anda mengidap kutil kelamin, anda belum tentu beresiko terkena kanker serviks. Jika anda terkena tipe HPV yang membuat anda berada pada resiko kanker serviks, maka kutil kelamin tidak akan muncul karenanya.
Selain virus ada beberapa faktor yang juga dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks antara lain:
1.   Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
2.   Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.
3.   Defisiensi zat gizi
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
4.   Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
a.   Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
b.   Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
c.   Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
d.   Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
e.   Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
f.    Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
g.   Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
2.3 Penyebaran, gejala klinis, dan diagnosa kanker serviks
2.3.1 Penyebaran kanker serviks
Perilaku seksual berupa berganti-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.
Dan karena gejala dari penyakit ini pada masa dini sulit untuk dikenali maka kita tidak dapat mengetahui bahwa pasangan kita atau bahkan kita sendiri yang sudah terkena kanker. Sehingga kita bias saja tertular penyakit ini tanpa kita sadari.
2.3.2 Gejala klinis
Gejala klinis dari kanker serviks seperti :
a.   Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang khas. Sehingga sukar dikenali dengan cara biasa. Lacak sendiri gangguan kesehatan anda disini.
b.   Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.   Haid tidak normal
Misalnya dalam setahun hanya mendapatkan masa haid tiga kali atau bahkan satu kali dalam setahun
b.   Pendarahan tidak pada masa haid
Terjadi pendarahan pada saat tidak pada masa haid yang dapat disebabkan oleh parasit yang merusak organ-organ dibagian vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
c.   Pendarahan pada masa monopouse
d.   Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah
Karena terdapat berbagai parasit yang membuat keluar cairan putih encer yang berbau dan sampai berdarah.
2.3.3 Diagnosa kanker serviks
Langkah pertama mendiagnosis kanker adalah melihat anus dan rektum lebih dekat. Hal ini dilakukan dengan endoskopi, terdiri tabung hampa yang bisa memberikan gambar dengan terang atau disebut anoscope. Anoscope ini dilumasi dan dimasukkan ke dalam anus, dokter mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi di anus bagian dalam. Prosedur ini disebut anoskopi  prosudernya sendiri berjalan singkat dan tidak menyakitkan.
Jika ditemukan area yang mencurigakan saat anoskopi, maka dokter mungkin akan mengambil contohnya dengan cara membuat apusan atau melakukan biopsi. Contoh jaringan yang diambil tersebut kemudian akan dilihat di bawah mikroskop yang kemudian oleh ahli patologi diberikan kesimpulannya.
Ahli patologi akan mempelajari hasil biopsi yang telah diperoleh sebelumnya, terutama yang terkait dengan sel-sel kanker. Jika ternyata ditemukan kanker pada preparat biopsi, maka ahli patologi juga akan menentukan stadium kanker tersebut. Stadium kanker berkaitan dengan perkembangan kanker dan sudah sampai sejauh mana sel kanker menyebar. Bagi mereka yang diduga mengalami kasus kanker serviks stadium lanjut, dapat dilakukan tes lainnya seperti MRI, CT scan atau tes pencitraan lainnya untuk memberikan gambaran kanker lebih lengkap.
2.4 Pengobatan dan pencegahan kanker serviks
2.4.1 Pengobatan
Terapi Radiasi. Terapi radiasi menggunakan energi radiasi tingkat tinggi jenis tertentu untuk mengecilkan tumor atau menghilangkan sel-sel kanker. Terapi radiasi bekerja dengan cara merusak DNA sel kanker dan membuat sel kanker tidak dapat berkembang biak. Meskipun terapi radiasi dapat merusak sel-sel sehat di dekatnya, sel-sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi dan biasanya mati ketika diobati. Sel-sel sehat yang rusak selama radiasi akan pulih kembali. Dua jenis utama terapi radiasi adalah radiasi eksternal dan internal, atau disebut juga brachytherapy. Radiasi eksternal  jauh lebih umum daripada radiasi internal dalam mengobati kanker serviks.
Kemoterapi. Kemoterapi dapat dilakukan untuk terapi kanker serviks dan terkadang dibutuhkan kombinasi dengan terapi radiasi. Obat Kemoterapi bekerja dengan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker yang pembelahannya sangat cepat, namun ada beberpa sel normal yang juga memiliki sifat membelah sangat cepat juga seperti sel-sel folikel rambut dan tentu saja kemoterapi juga mempengaruhi sel-sel ini. Oleh karena itulah pada orang yang menjalani kemoterapi akan mengalami kerontokan rambut. Namun kerontokan ini akan segera pulih manakala kemoterapi sudah selesai.
Bedah. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor, metode ini merupakan yang paling umum untuk mengobati kanker serviks namun pada beberapa orang metode ini masih menjadi pertimbangan. Operasi juga dapat dikombinasi dengan terapi radiasi dan atau kemoterapi. Hal ini dilakukan agar pengobatan memberikan hasil yang lebih optimal.
2.4.2 Pencegahan
Untuk penyakit kanker serviks memang lebih baik melakukan pencegahan disbanding melakukan pengobatan. Karena pada pengobatan tidak dapat menghilangkan se-sel kanker sampai 100%.
a.   Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi. Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
b.   Sebelum menggunakan toilet di tempat umum, selalu bersihkan bibir kloset dengan alkohol. Jangan membersihkan genital dengan air kotor.
c.   Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
d.   Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
e.   Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
f.    Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1
g.   Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
2.5 Deskripsi kelompok tentang kanker serviks
Penyakit Kanker Serviks merupakan penyakit kelamin yang sangat berbahaya dan dapat beresiko besar pada wanita bahkan dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyakit ini biasanya terkena pada wanita yang berusia diatas 30 tahun. Penyakit ini dapat diketahui saat keadaan si penderita sudah mulai parah, karena gejala awal dari penyakit ini tidak dapat terlihat. Selain itu penyakit ini merupakan penyakit yang sudah banyak diderita oleh kaum wanita, dan tidak sedikit dari penderita yang meninggal.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yaitu Human Papilloma Virus dan juga dapat disebabkan karena kebiasaan hubungan seks yang di luar kesadaran seperti, menikah usia dini, dan hubungan seks secara berganti-ganti pasangan. Penyakit kanker serviks juga dapat disebabkan oleh sabun pembersih dan juga pembalut wanita yang mengandung bahan kimia yang membuat bakteri yang berfungsi menjaga PH vagina malah akan menjadi mati. Sehingga dengan keadaan tersebut maka virus mudah masuk melalui vagina dan akan menginveksi  rahim pada wanita yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Penyakit ini juga banyak terdapat di negara berkembang, karena di negara berkembang belum dimasyarakatkan skrining sitologi yang saat ini sudah dikembangkan di negara maju. Sehingga paling banyak penyakit ini dijumpai di negara berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian tentang kanker serviks dapat diketahui bahwa penyakit Kanker Serviks merupakan penyakit kanker yang terdapat di mulut rahim. Penyebab dari penyakit Kanker Serviks yang paling sering adalah hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, faktor lain yang juga dapat menyebabkan kanker serviks seperti merokok, defisiensi zat gizi, trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun.
Untuk penyebaran kanker serviks seperti berganti-ganti pasangan. Dan untuk gejalanya pada tingkat dini gejalanya tidak dapat diketahui. Tapi pada tingkat yang lebih lanjut muncul gejala seperti haid tidak normal, pendarahan, dan keputihan bercampur darah. Kanker serviks dapat didiagnosa dengan menggunakan bantuan dari anaskopi.
Kanker  dapat diobati dengan terapi radiasi, kemoterapi, dan bedah. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kesehatan dan daya tubuh, kebersihan diri dan lingkungan, menghindari merokok, rutin melakukan skrining sitologi untuk mendeteksi kanker sedini mungkin, dan vaksi human papilloma virus.
3.2 Saran
Berdasarkan bahasan tentang penyakit kanker serviks ini yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat, kelompok penyusun  memberikan saran untuk menghindari penyakit ini maka dibutuhkan perhatian lebih dan kesadaran dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Dan selalu menjaga kondisi tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang baik bagi tubuh dan tidak mengkonsumsi berbagai macam yang dapat membahayakan tubuh dan kesehatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please type your comment