BAB 1
A.
Pendahuluan
Hampir semua
reaksi dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme dalam tubuh
dapat berlangsung dengan baik, dibutuhkan masukkan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan
dalam tubuh
1.
Mengatur suhu tubuh
2.
Melancarkan peredaran darah
3.
Membuang racun dan sisa makanan
4.
Berfungsi pada kulit, pencernaan, sendi
dan otot
Beberapa cairan
yang terdapat dalam tubuh yaitu cairan limfe dan cairan serebrospinal. Dalam
makalah ini akan dibahas secara detail tentang cairan limfe dan cairan
serebrospinal. Yaitu pengertian cairan limfe, kelenjar limfe, Ciri-ciri cairan limfe, Pembuluh limfe, Fungsi cairan
limfe, Sistem limfatik, Proses jalan limfe, Yang terdapat dalam cairan limfe.
Dan untuk cairan serebrospinal yaitu ; Pengertian, Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan
Serebrospinal, Tekanan cairan serebrospinal, Pengukuran tekanan cairan serebrospinal, Warna cairan serebrospinal, Fungsi cairan serebrospinal, Yang
terdapat dalam cairan serebrospinal.
Cairan
limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya
berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk
ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran
tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa
merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan
di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medula
spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan tekanan cairan diatur pada suatu
tingkat yang konstan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan cairan limfe, kelenjar limfe dan
sistem limfatik?
2.
Apa fungsi, ciri-ciri, dan pembuluh limfe?
3.
Bagaimana proses jalannya cairan limfe?
4.
Apa yang terdapat dalam cairan limfe?
5.
Apa yang dimaksud dengan cairan serebrospinal?
6.
Bagaimana pembentukan,
warna, tekanan cairan serebrospinal dan cara pengukurannya?
7.
Apa fungsi dari cairan serebrospinal?
8.
Apa yang terdapat dalam cairan serebrospinal?
BAB 2
A.
Cairan
Limfe
1.
Pengertian
Darah selalu mengalir di dalam
pembuluhnya. Selain darah ada pula suatu cairan yang mengalir di seluruh
jaringan tubuh, namun tidak selalu mengalir dalam pembuluh. Cairan ini disebut
cairan limfa atau cairan getah bening.
Cairan limfa mengandung sel darah putih,
fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan
darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda
dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki
peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang
ujungnya terbuka.
2.
kelenjar
limfe
Ada dua kelenjar tempat masuknya
limfe ( getah bening ) dari jaringan
a.
Pembuluh
limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari
daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di
pembuluh balik di bawah selangka kanan.
b.
Pembuluh
limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain
danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan
tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh
yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang
berperan dalam pemberantasan kuman penyakit.
3.
Ciri-ciri cairan limfe
a.
Cairan
limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan
lemak dari usus.
b.
Jika
darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu
macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
c.
Limfosit
inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan
antibodi.
4.
Pembuluh limfe
a. Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini
terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe
kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala,
leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.
b. Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak
pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan
tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan
cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas.
Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada
tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini
menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit
penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain
terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.
5.
Fungsi
cairan limfe
a. Mengembalikan
cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
b. Mengangkut
limfosit
c. Membawa
lemak emulsi dari usus
d. Menyaring
& menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran.
e. Menghasilkan
zat antibody
6.
Sistem
limfatik
Sistem limfatik, seperti yang
kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus Rudbeck dan
Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh
getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah
bening; sistem limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organ. Sistem
limfatik terkait erat dengan darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase
yang luas yang membawa air dan protein dari berbagai jaringan ke aliran darah.
Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan sebagai pembuluh getah bening
atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa cairan jernih yang
disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang untuk
pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang
dan jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Sistem limfatik merupakan sebagian besar
dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening dan kelenjar getah. Pembuluh
getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang disebut getah
bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih
yang melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening.
Seiring dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel
darah putih pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi
ada sel-sel di kelenjar getah.
7.
Proses jalan limfe
Proses jalan limfe di mulai dari
keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat
makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah
kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan
zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan
berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut
limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan
jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang
satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe.
Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus
thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus
thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada
ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan
belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah
kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter,
pangkalnya menreima limfe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan,
kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar
limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan,
yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari
3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil
dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam
darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe saat di
lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti
zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut
disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau
di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan
dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang
terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat
kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan
kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat
arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren,
dir en tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan.
Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa
kembali.
8.
Yang
terdapat dalam cairan limfe
a.
Air
b.
Glukosa
c.
Lemak
d.
Garam
e.
Protein 0,85 %
B. Cairan serebrospinal
1.
Pengertian
Cairan
Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang
subarachnoid yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh
ruangan berhubungan satu sama lain, dan tekanan
cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
2.
Pembentukan,
Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal
Sebagian
besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel
serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel
ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil
terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh
darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang
dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari),
volume CSS total hanya sekitar 150 mL. CSS mengalir dari
ventrikel lateralis melalui foramen intraventrikular (foramen Monroe) ke
venrikel ketiga, lalu melewati cerebral aquaductus (aquaductus
sylvii) ke venrikel keempat, dan melalui apertura medialis (foramen Magendi)
dan apertura lateral (foramen Luschka) menuju ke sisterna
cerebelomedular (sisterna magna). Dari sisterna cerebelomedular, CSS memasuki
ruang subarakhnoid, bersirkulasi disekitar otak dan medula spinalis sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang terdapat pada
hemisfer serebral.
3.
Tekanan cairan serebrospinal
Tekanan
normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi
horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm
air atau setinggai 195 mm air pada orang normal.
Normalnya,
tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan
melalui vili arakhnoidalis. Alasannya adalah bahwa kecepatan normal pembentukan
cairan serebrospinal bersifat konstan, sehingga dalam pengaturan tekanan jarang
terjadi faktor perubahan dalam pembentukan cairan. Sebaliknya, vili berfungsi
seperti katup yang memungkinkan cairan dan isinya mengalir ke dalam darah dalam
sinus venosus dan tidak memungkinkan aliran sebaliknya. Secara
normal, kerja katup vili tersebut memungkinkan cairan serebrospinal mulai
mengalir ke dalam darah ketika tekanan sekitar 1,5 mmHg lebih
besar dari tekanan darah dalam sinus venosus. Kemudian, jika tekanan cairan
serebrospinal masih meningkat terus, katup akan terbuka lebar, sehingga dalam
keadaan normal, tekanan tersebut tidak pernah meningkat lebih dari beberapa
mmHg dibanding dengan tekanan dalam sinus.
Sebaliknya,
dalam keadaan sakit vili tersebut kadang-kadang menjadi tersumbat oleh partikel-partikel besar, oleh fibrosis, atau bahkan oleh molekul protein
plasma yang berlebihan yang bocor ke dalam cairan serebrospinal
pada penyakit otak. Penghambatan seperti ini dapat menyebabkan tekanan cairan
serebrospinal menjadi sangat tinggi.
4. Pengukuran tekanan cairan serebrospinal
Prosedur
yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal adalah sebagai
berikut : Pertama, orang tersebut berbaring horizontal pada sisi tubuhnya,
sehingga tekanan cairan spinal sama dengan tekanan dalam ruang tengkorak.
Sebuah jarum spinal kemudian dimasukkan ke dalam kanalis spinalis lumbalis di
bawah ujung terendah medula spinalisdan
dihubungkan
dengan sebiuah pipa kaca. Cairan spinal tersebut dibiarkan naik pada pipa kaca
sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi
136 mm di atas tingkat jarum tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau,
dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat jenis air raksa, kira-kira 10
mmHg.
5. Warna cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal normal
tidak berwarna. Adanya warna pada cairan ini biasanya menunjukkan hal abnormal.
·
Xantokrom (kekuningan): perdarahan
subarakhnoid, meningitis tuberkulosis, dan neonatus normal.
·
Kuning: hiperbilirubinemia, hemolisis.
·
Oranye: hiperkarotenemia, hemolisis.
·
Merah muda: hemolisis.
·
Hijau: hiperbilirubinemia, meningitis
bakterial.
·
Coklat: meningitis melanomatosis.
6.
Fungsi cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal berfungsi
sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis,juga sebagai
media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan
melalui prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang
subaraknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.
7.
Yang terdapat dalam cairan serebrospinal
Protein
Protein pada
cairan serebrospinal normal mengandung 18-58 mg/dL protein. Peningkatan protein dapat terjadi akibat
infeksi, perdarahan, multiple sclerosis, dan keganasan. Sedangkan
protein yang rendah mungkin ditemukan pada bayi atau anak berusia di bawah 2
tahun dan pada intoksikasi air. Hipoproteinemia atau hipoalbuminemia tidak
menyebabkan protein cairan serebrospinal menurun.
Glukosa
Glukosa pada
cairan serebrospinal biasanya sama dengan 2/3 kali glukosa darah orang yang
bersangkutan 2-4 jam sebelumnya. Satu-satunya
penyebab peningkatan glukosa pada cairan serebrospinal adalah diabetes melitus.
Namun glukosa cairan dalam kasus ini tidak pernah melebihi 300 mg/dL. Penurunan glukosa cairan serebrospinal
biasanya disebabkan infeksi. Infeksi bakteri menyebabkan glukosa turun sampai
sangat rendah, namun infeksi virus yang hanya menyebabkan glukosa turun
sedikit. Pemeriksaan ini tidak selalu sensitif menyingkirkan infeksi karena 50%
pasien meningitis menunjukkan kadar glukosa cairan serebrospinal normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
please type your comment