Sabtu, 28 April 2012

cairan limfe dan cairan serebospinal


BAB 1
A.    Pendahuluan
Hampir semua reaksi dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, dibutuhkan masukkan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan dalam tubuh
1.      Mengatur suhu tubuh
2.      Melancarkan peredaran darah
3.      Membuang racun dan sisa makanan
4.      Berfungsi pada kulit, pencernaan, sendi dan otot
Beberapa cairan yang terdapat dalam tubuh yaitu cairan limfe dan cairan serebrospinal. Dalam makalah ini akan dibahas secara detail tentang cairan limfe dan cairan serebrospinal. Yaitu pengertian cairan limfe, kelenjar limfe, Ciri-ciri cairan limfe, Pembuluh limfe, Fungsi cairan limfe, Sistem limfatik, Proses jalan limfe, Yang terdapat dalam cairan limfe. Dan untuk cairan serebrospinal yaitu ; Pengertian, Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal, Tekanan cairan serebrospinal, Pengukuran tekanan cairan serebrospinal, Warna cairan serebrospinal, Fungsi cairan serebrospinal, Yang terdapat dalam cairan serebrospinal.
Cairan limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid  yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan  tekanan cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan cairan limfe, kelenjar limfe dan sistem limfatik?
2.    Apa fungsi, ciri-ciri, dan pembuluh limfe?
3.    Bagaimana proses jalannya cairan limfe?
4.    Apa yang terdapat dalam cairan limfe?
5.    Apa yang dimaksud dengan cairan serebrospinal?
6.    Bagaimana pembentukan,  warna, tekanan cairan serebrospinal dan cara pengukurannya?
7.    Apa fungsi dari cairan serebrospinal?
8.    Apa yang terdapat dalam cairan serebrospinal?
BAB 2
A.       Cairan Limfe
1.        Pengertian
Darah selalu mengalir di dalam pembuluhnya. Selain darah ada pula suatu cairan yang mengalir di seluruh jaringan tubuh, namun tidak selalu mengalir dalam pembuluh. Cairan ini disebut cairan limfa atau cairan getah bening.
Cairan limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.
2.        kelenjar limfe
Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
a.    Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan.
b.      Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam pemberantasan kuman penyakit.
3.        Ciri-ciri cairan limfe
a.     Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus.
b.    Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
c.     Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.
4.        Pembuluh limfe
a.    Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.
b.    Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas. Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.
5.        Fungsi cairan limfe
a.     Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
b.    Mengangkut limfosit
c.     Membawa lemak emulsi dari usus
d.    Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran.
e.     Menghasilkan zat antibody
6.        Sistem limfatik
Sistem limfatik, seperti yang kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus Rudbeck dan Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah bening; sistem limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organ. Sistem limfatik terkait erat dengan darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase yang luas yang membawa air dan protein dari berbagai jaringan ke aliran darah. Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan sebagai pembuluh getah bening atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa cairan jernih yang disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang untuk pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang dan jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Sistem limfatik merupakan sebagian besar dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening dan kelenjar getah. Pembuluh getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang disebut getah bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih yang melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening. Seiring dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel darah putih pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi ada sel-sel di kelenjar getah.
7.        Proses jalan limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.
8.        Yang terdapat dalam cairan limfe
a.         Air
b.         Glukosa
c.         Lemak
d.        Garam
e.         Protein 0,85 %
B.     Cairan serebrospinal
1.        Pengertian
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid  yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan  tekanan cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.
2.        Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal
Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel  serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari), volume CSS total hanya sekitar 150 mL. CSS mengalir dari ventrikel lateralis melalui foramen intraventrikular (foramen Monroe) ke venrikel ketiga, lalu melewati cerebral aquaductus (aquaductus sylvii) ke venrikel keempat, dan melalui apertura medialis (foramen Magendi) dan apertura lateral (foramen Luschka) menuju ke sisterna cerebelomedular (sisterna magna). Dari sisterna cerebelomedular, CSS memasuki ruang subarakhnoid, bersirkulasi disekitar otak dan medula spinalis sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang terdapat pada hemisfer serebral.
3.        Tekanan cairan serebrospinal
Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm air atau setinggai 195 mm air pada orang normal.
Normalnya, tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan melalui vili arakhnoidalis. Alasannya adalah bahwa kecepatan normal pembentukan cairan serebrospinal bersifat konstan, sehingga dalam pengaturan tekanan jarang terjadi faktor perubahan dalam pembentukan cairan. Sebaliknya, vili berfungsi seperti katup yang memungkinkan cairan dan isinya mengalir ke dalam darah dalam sinus venosus dan tidak memungkinkan aliran sebaliknya. Secara normal, kerja katup vili tersebut memungkinkan cairan serebrospinal mulai mengalir ke dalam darah ketika tekanan sekitar 1,5 mmHg lebih besar dari tekanan darah dalam sinus venosus. Kemudian, jika tekanan cairan serebrospinal masih meningkat terus, katup akan terbuka lebar, sehingga dalam keadaan normal, tekanan tersebut tidak pernah meningkat lebih dari beberapa mmHg dibanding dengan tekanan dalam sinus.
Sebaliknya, dalam keadaan sakit vili tersebut kadang-kadang menjadi tersumbat oleh partikel-partikel besar, oleh fibrosis, atau bahkan oleh molekul protein plasma yang berlebihan yang bocor ke dalam cairan serebrospinal pada penyakit otak. Penghambatan seperti ini dapat menyebabkan tekanan cairan serebrospinal menjadi sangat tinggi.
4.     Pengukuran tekanan cairan serebrospinal
Prosedur yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal adalah sebagai berikut : Pertama, orang tersebut berbaring horizontal pada sisi tubuhnya, sehingga tekanan cairan spinal sama dengan tekanan dalam ruang tengkorak. Sebuah jarum spinal kemudian dimasukkan ke dalam kanalis spinalis lumbalis di bawah ujung terendah medula spinalisdan
dihubungkan dengan sebiuah pipa kaca. Cairan spinal tersebut dibiarkan naik pada pipa kaca sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi 136 mm di atas tingkat jarum tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau, dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat jenis air raksa,  kira-kira 10 mmHg.
5.     Warna cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal normal tidak berwarna. Adanya warna pada cairan ini biasanya menunjukkan hal abnormal.
·       Xantokrom (kekuningan): perdarahan subarakhnoid, meningitis tuberkulosis, dan neonatus normal.
·       Kuning: hiperbilirubinemia, hemolisis.
·       Oranye: hiperkarotenemia, hemolisis.
·       Merah muda: hemolisis.
·       Hijau: hiperbilirubinemia, meningitis bakterial.
·       Coklat: meningitis melanomatosis.
6.        Fungsi cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal berfungsi sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis,juga sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang subaraknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.
7.        Yang terdapat dalam cairan serebrospinal
Protein
Protein pada cairan serebrospinal normal mengandung 18-58 mg/dL protein. Peningkatan protein dapat terjadi akibat infeksi, perdarahan, multiple sclerosis, dan keganasan. Sedangkan protein yang rendah mungkin ditemukan pada bayi atau anak berusia di bawah 2 tahun dan pada intoksikasi air. Hipoproteinemia atau hipoalbuminemia tidak menyebabkan protein cairan serebrospinal menurun.
Glukosa
Glukosa pada cairan serebrospinal biasanya sama dengan 2/3 kali glukosa darah orang yang bersangkutan 2-4 jam sebelumnya. Satu-satunya penyebab peningkatan glukosa pada cairan serebrospinal adalah diabetes melitus. Namun glukosa cairan dalam kasus ini tidak pernah melebihi 300 mg/dL. Penurunan glukosa cairan serebrospinal biasanya disebabkan infeksi. Infeksi bakteri menyebabkan glukosa turun sampai sangat rendah, namun infeksi virus yang hanya menyebabkan glukosa turun sedikit. Pemeriksaan ini tidak selalu sensitif menyingkirkan infeksi karena 50% pasien meningitis menunjukkan kadar glukosa cairan serebrospinal normal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please type your comment