Senin, 19 November 2012

Kartilago, anatomi bronkiolus, ntomi alveolus, anatomi pleura

1.   Kartilago

2.   Anatomi Bronkiolus

Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus ntuk bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia. Silia ini menciptakan gerakan menyapu yang konstan yang berfungsi untuk mengeluarkan kotoran, lendir dan benda asing untuk menjauhi paru dan menuju laring.
Bronkiolus juga membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis, yang tidak mempunyai lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratoris, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Sampai pada titik ini, jalan udara konduksi mengandung sekitar 150 ml udara dalam percabangan dalam trakeobronkial yang tidak ikut serat dalam pertukaran gas. Bronkiolus respiratoris kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sukus alveolar kemudian alveoli, yang didalamnya terjadi pertukaran gas. Bronkiolus berdiameter 2 mm, memiliki dinding-dinding otot polos dan berakhir pada alvoli.

3.   Anatomi Alveoli

perbesar




Alveoli adalah salah satu ruang udara kecil yang terdapat di paru-paru dimana karbon dioksida meninggalkan darah dan oksigen memasukinya.Bentuk alveoli disebut juga kantung alveolar yang mempunyai tandan buah anggur. Dengan analogi yang sama saluran alveolar mengarah ke katung seperti batang anggur. Namun tidak seperti anggur, kantung alveolar adalah struktur partikel terdiri dari beberapa alveoli.
Dinding alveoli dilapisi oleh sel-sel datar tipis dan mengandung banyak kapiler. yang merupakan tempat pertukaran gas yang terjadi secara difusi.

4.   Anatomi pleura
Pleura merupakan lapisan tipis pembungkus paru, yaitu paru dextra et sinistra. dipisahkan oleh adanya mediastinum

Minggu, 18 November 2012

Fase Siklus Jantung


Fase siklus jantung menjelaskan urutan kontraksi dan pengosongan ventrikel, serta pengisian dan relaksasi ventrikel.
  • Dimulai dengan fase diastasis. Diastasis adalah melambatnya aliran darah yang mengalir dari antrium ke dalam ventrikel yang di akibatkan oleh mulai seimbangnya tekanan dalam ventrikel dengan tekanan yang ada di antrium.
  • Selanjutnya fase kontraksi antrium. Berperan dalam bertambahnya 20-30% pengisian antrium.
  • Kemudian terjadi kontraksi ventrikel atau yang sering disebut dengan kontraksi isovolumentrik. Karena tekanan yang terdapat dalam ventrikel lebih besar dri tekanan pada antrium maka katup mitral menutup (S1)
  • Fase pemompaan ventrikel. Karena tekana dalam ventrikel kiri meningkat hingga melebihi tekanan dalam aorta sehingga mendororng katup aorta membuka dan darah tercurah keluar ventrikel.
  • Fase relaksasi ventrikel atau relaksasi isovolumentrik. Relaksasi ventrikel menyebabkan tekanan dalam ventrikel menurun dibawah dari tekanan dair aorta sehingga katup aorta tertutup (S2)
  • Fase pengisian cepat. Perbedaan tekanan ini menyebabkan katup pembukaan katup mitral da kemudian tercurahnya darah dari antrium kedalam ventrikel dengan cepat.




REFERENSI
Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofiologi. Jakarta. EGC

pengaturan volume sekuncup

Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam 1 menit. Tiga variabel yang mempengaruhi volume sekuncup : Preload (beban awal), Afterload (beban akhir), Kontraktilitas Jantung.
  • Preload (Beban Awal)
Beban awal (preload) adalah derajat peregangan oto jantung (miokardium) segera setelah terjadi kontraksi. Peregangan pada serabut miokardium pada ahir diastolik menyebabkan tumpang tindih antara miofilamen aktin dan miosin, memperkuat hubungan jembatan penghubung pada saat sistolik. Pertambahan beban awal akan meningkatkan kontraksi sampai batas tertentu, dan dengan demikian juga akan meningkatkan volume darah yang akan dikeluarkan dari ventrikel.
  • Afterload (Beban Akhir)
Beban akhir adalah penentu kedua pada volume sekuncup. Beban akhir adalah tegangan serabut miokardium yang harus terbentuk untuk kontraksi dan pemompaan darah. Tegangan ventrikel menurun menurun bila ketebalan dinding ventrikel meningkat. Untuk mempertahankan volume sekuncup yang stabil, Tegangan dinding ventrikel juga harus meningkat.
  • Kontraktilitas Jantung
Kontraktilitas adalah perubahan kekuatan kontraksi yang terbentuk yang terjadi tanpa tergantung pada panjang serabut miokardium. Peningkatan frekuensi denyut jantung dapat meningkatkan kekuatan kontraksi. Peningkatan kontraksi, meningkatkan volume sekuncup yang memperkuat curah jantung. Sebaliknya, penurunan kontraktilitas seperti yang terjadi pada infark miokardium, terapi beta blocker, atau asidosis menurunkan volume sekuncup dan mempengaruhi curah jantung.






Referensi
Price A. Sylvia & Lorraine M. Wlson. 2005. Patofisiologi. Jakarta. EGC

Sabtu, 17 November 2012

Obat hipertensi

  1. Diuretik
Diuretik mempunyai 2 keunggulan utama. Ia telah membuktikkannya selam bertahun-tahun. Ia juga yang paling murah diantara semua obat pengontrol tekanan darah.
Dikenal sebagai pil air atau cair, diuretik mengurangi volume cairan dalam tubuh anda. Ini menyebabkan ginjal anda mengeluarkan lebih banyak sodium didalam urin anda daripada jumlah normal. sodium membawa serta air dari darah anda
  • Jenis-jenis diuretik
Thiazide
Thiazid mencakup :
a. Bendroflumethiazide (naturetin)
b. Chlorothiazide (diuril)
c. Chlorthalidone (hygroton, thaliton)

Loop
Diuretik ini lebih kuat daripada thiazide, membuang sodium dalam presentase lebih besar daripada ginjal anda. diuretik loop termasuk :
a. Bumetanide (bumex)
b. Ethacrynic acid (edecrin)
c. Furosemide (lasix)
d. Torsemide (demadex)
Diuretik yang mencadangkan kalium
Selain membuang sodium dari darah anda, diuretik juga membuang kalium. Diuretik pencadang kalium membantu tubuh anda menahan kalium yang dibutuhkan. Obat ini digunakan terutama dalam kombinasi dengan thiazide dan loop karena ia tak sekuat jenis yang lain. Diuretik pencadang kalium termasuk :
a. Amiloride (midamor)
b. Spironoklaton (aldacton)
c. Triamterene (direnium)
  • Efek samping diuretik
Efek samping utama yang berkaitan dengan diuretik adalah meningkatnya urinasi. Thiazide dan loop juga dapat menyebabkan hilangnya kalium. itulah sebabnya kedua obat ini sering dikombinasikan dengan diuretik pencadangkan kalium.
Pada manula diuretik thiazide dapat menyebabkan rasa pening atau lemah ketika berdiri. Obat-obatan ini juga menimbulkan impotensi pada sebagian pria, meskipun hal ini sering terjadi.

      2.  Beta Blockers (Penghambat Beta)
Obat-obatan ini dikembangkan untuk merawat penyakit arteri koroner dan kemudian disetujui untuk merawat tekanan darah tinggi. Beta blocker menurunkan tekanan darah dengan cara memblok dari hormon norepinefrin, yang menyebabkan detak jantung lebih cepat dan pembuluh darah anda menyempit. Dan juga memperlambat pelepasan enzim renin pada ginjal.
  •  Jenis-jenis beta blocker
- Acebutolol (sektral)
- Atenolol (tenormin)
- Betaxolol (kerlon)
- Bisoprolol (kartol)
- Karvedilol (koreg)
  • Efek samping beta blocker
Dua efek beta blocker yang penting adalah kelelahan dan kurangnya kemampuan untuk melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga. Efek lain mencakup : tangan dingin, sulit tidur, impotensi, hilangnya gairah seks.
     
     3.  Ace inhibitors
Obat ini bekerja dengan mencegah tubuh anda menghasilkan Angiotensi I. Sebenarnya Angiotensi I tidak berbahaya tetapi jika berubah menjadi angiotensi II, ia akan mempersempit pembuluh darah anda, meningkatkan tekanan darah anda.
  • Jenis-jenis Ace inhibitors
- Benazepril (lotensin)
- Kaptopril (kapoten)
- Enalapril (vasotek)
- Fosinopril (monopril)
- Lisinopril (prinivil, zestril)
  • Efek samping ace inhibitors
Lebih dari 20% dari orang yang menggunakannya mengalami batuk kering. Ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

      4.   Angiotensin II reseptor blockers
Bekerja dengan menghabat kerja dari angiotensin II. Angiotensin II reseptor blocker juga berbeda dalam hal ia tidak meningkatkan jumlah bradikinin.
  • Jenis-jenis Angiotensin II reseptor blockers
- Irbesartan (avapro)
- Losartan kalium (cozaar)
- Valtarsan (diovan)
  • Efek samping Angiotensin II reseptor blockers
Pada sebagian orang dapat menyebabkan rasa pening, hidung tersumbat, sakit punggung dan kaki, diare, masalah pencernaan dan insomnia.

      5.  Antagonis kalsium
Bekerja dengan mempengaruhi sel-sel otot disekitar arteri anda. sel-sel otot ini berisi jalur-jalur kecil dalam membrannya yang disebut saluran kalsium. Ketika kalsium mengalir ke dalamnya, sel-sel otot anda berkontraksi dan arteri anda menyempit. Antagonis kalsium mengisi saluran ini dan mencegah kalsium memasuki sel-sel otot anda.
  • jenis-jenis Antagonis kalsium
Bertindak dalam waktu singkat
Bertindak dalam waktu lama
- Amlodipin (norvask)
- Diltiazen (kardizem CD, kardizem SR, dilakor XR tiazac)
- Felodipin (plendil)
- Isradipin (dynacirc)
  • Efek samping Antagonis kalsium
Efek samping yang mungkin sembelit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, ruam, pembengkakan pada kaki dan gum anda.











REFERENSI
Centhini Suci & Sheldon G. Sheps, M.D. 1997. Klinik Pribadi Mayo Klinik tentang Tekanan Darah. Jakarta. Inovasi Jakarta


Cara menghentikan kebiasaan merokok

1. Lakukanlah pekerjaan rumah anda. Cara itu akan membuat anda apa yang akan dirasakan. Anda mungkin mengalami gejala kemunduran fisik selama 10 hari. gejala-gejala umum termasuk mudah marah kecemasan dan hilangnya konsentrasi. Selain itu anda mungkin akan terdorong dalam situasi yang sudah biasa anda rasakan, seperti setelah makan dan saat mengemudi. desakan umumnya sangat singkat, namun bisa sangat kuat. Dengan mengetahui apa yang akan dirasakan dan mempunyai rencana kegiatan alternatif, anda akan lebih siap menangani desakan itu. kegiatan ini bisa saja berupa mengnyah permen karet setelah makan atau menggigit beberapa stik wortel atau kue-kue berkadar garam rendah selagi utnuk mengemudi untuk menjaga tangan anda tentang sibuk.
2. Tentukan sebuah tanggal untuk berhenti. pililah sebuah tanggal untuk berhenti merokok. Jangan coba berhenti jika anada tahu tingkat stress anda akan tinggi. Banyak perokok yang menghentikan kebiasaannya dalam piknik yang bersuasana rileks.
3. Beritahu orang lain tentang keputusan anda. mendapat dukungan dari keluarga. tapi banyak perokok yang mneyembunyikan rencana mereka. Itu karena mereka tak ingin tampak seperti orang gagal jika ingin merokok.
4. mulailah merubah rutinitas anda. sebelum tanggal berhenti yang sudah anda tetapkan, kurangilah dimana tempat-tempat dimana anda bisa merokok. sebagai contoh, berhentilah merokok didalam mobil atau di ruangan yang biasa anda jadikan tempat anda merokok.
5. Bicaralah dengan dokter tentang pengobatannya. tersedia obat-obatan yang dapat mengurangi gejala-gejala akibat penarikan diri ini dan meningktkan peluang anda untuk berhasil.
6. Ambillah satu hari sekaligus. Pada hari dimana anda berhenti, berhentilah sepenuhnya . Hari-hari berikutnya, pusatkan perhatian anda pada hal lain yang bebas tembakau.
7. Hindari situasi merokok. Rubahlah situasi dimana anda biasa merokok. Tinggallah meja segera setelah makan selesai jika ini adalah waktu anda dimana biasa menyalakan rokok. Sebagai gantinya, berjalan-jalanlah. Jika anda merokok sambil bertelepon, hindari percakapan yang panjang ditelepon.
8. Perhatikan waktu muncullah rangsangan merokok. Periksalah jam tangan anda ketika muncul rangsangan merokok. Sekali anda mengetahui ini, akan mudah untuk melawannya.

Jumat, 16 November 2012

askep tromboflebitis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.
Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.
Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah.
Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah, infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan kimia atau iritasi lainnya dari daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal tromboflebitis mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan (jarang) dengan embolus paru.
Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena menjadi merah, dan hangat dan sangat keras. Karena darah di vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti normal atau varises vena.
Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik, seperti aspirin atau yang lain non-steroid anti-inflamasi (NSAID), biasanya membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda dalam hitungan hari, beberapa minggu dapat dilalui sebelum gumpalan dan kelembutan mereda sepenuhnya. Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan bius lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama beberapa hari.
1.2.   Tujuan
         Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1.       Mempelajari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi sampai cara pengobatan tromboflebitis
2.       Mempelajari pembuatan Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis tromboflebitis.
3.       Memahami penanganan managemen medis tromboflebitis

1.3.   Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :
-          Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien tromboplebitis dengan baik dan benar.
-          Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tromboflebitis
A.  Pengertian
Tromboflebitis is phlebitis (vein inflammation) related to a thrombus.When it occurs repeatedly in different locations, it is known as "Tromboflebitis migrans" or "migrating tromboflebitis".
Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena permukaan).

Tromflebitis superficialis (jempol kaki)

Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.

Trombosis Vena

Flebitis dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena tungkai. Biasanya flebitis terjadi pada penderita varises (vena varikosa), tetapi tidak semua penderita varises mengalami flebitis. Flebitis superfisialis menyebabkan reaksi peradangan akut yang menyebabkan trombus melekat dengan kuat ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas. Vena permukaan tidak memiliki otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu trombus. Karena itu flebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.
Istilah trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu keadaan penggumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah, sedangkan tromboflebitis diartikan sebagai inflamasi yang disertai dengan pembentukan thrombus. Atau tromboflebitis dapat pula diartikan kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Pembentukan bekuan sehubungan dengan stasis aliran darah, abnormalitas dinding pembuluh darah, gangguan mekanisme pembekuan.

  1. Klasifikasi
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra dapat mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum
b.      Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang paling serius terjadi ketika bekuan darah dislodges, bepergian melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler paru-paru; ini adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa. Gangguan ini berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru yang berkemampuan menjadi komplikasi fatal.

Keadaan-Keadaan Khusus Tromboflebitis
1.      Flebitis Migrans
Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari system vena karena berbagai etiologi yang menimbulkan gangguan dari vena.
Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini :
- Fase awal dari Beurger Disease
- Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal)
- Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen)
- Penyakit Lupus
Tanda-tanda flebitis migrans :
- timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang menghilang sendiri dengan meninggalkan bercak hitam/ kecoklatan.
- beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain, biasanya pada ekstremitas yang sama lagi.
- dapat disertai febris atau menggigil
- LED meningkat
2.      Tromboflebitis Septik
Yaitu gejala-gejala tromboflebitis yang disertai pembentukan abces atau nanah pada tempat radang dan penyebaran secara hematogen. Timbul gejala-gejala sepsis : febris, menggigil dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
Dalam menghadapu kasus seperti ini, diperlukan perawatan khusus dari berbagai segi : pemberian infus/cairan, antibiotika dosis tinggi, kortikosteroid dan cara-cara pengobatan sepsis lainnya.
3.      Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein Thrombophlebitis)
Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena femoralis, vena iliaka eksterna dan vena iliaka communis.

  1. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain :
a.       Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.
b.      Mempunyai varises pada vena
Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.



c.       Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini.
d.      Pernah mengalami tromboflebitis
e.       Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama
f.       Trauma
Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
g.      Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai.
h.      Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula pada system aliran vena.

  1. Patofisiologi

Terjadinya thrombus :
a.       Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor  maupun wanita hamil.
b.      Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
(1)    Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia)
a.       pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b.      Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran.
c.       Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut
d.      Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
(2)    Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).
(3)    Agen infeksius.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
a.    Teknik pencucian tangan yang buruk
b.    Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c.    Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
d.   Teknik aseptik tidak baik
e.    Teknik pemasangan kanula yang buruk
f.     Kanula dipasang terlalu lama
g.    Tempat suntik jarang diinspeksi visual
c.       Gangguan aliran darah

  1. Manifestasi Klinis
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi karena pembentukan abses. Febris dapat terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan sebagai malaise.
a.      Pelvio tromboflebitis
1.    Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
2.    Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
-       Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
-       Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis).
-       Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
3.    Abses pada pelvis
4.    Gambaran darah
-       Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia).
-       Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
5.    Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam.
6.    Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina, hematuria, pada persedian.

b.      Tromboflebitis femoralis
1.    Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
2.    Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
-  Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
-  Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
-  Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
-  Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
-  Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
-  Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).

  1. Managemen / Penatalaksanaan
a.      Pelvio tromboflebitis
1.    Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik
2.    Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
3.    Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
4.    Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

b.      Tromboflebitis femoralis
1.    Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
2.    Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
3.    Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
4.    Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
5.    Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
6.    Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
7.    Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
8.    Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
9.    Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
10.     Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
11.     Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
12.     Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
13.     Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
14.     Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
15.     Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
16.     Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.

Pola Pengobatan
Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin, ibuprofen). Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.
Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas. Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat kondisi tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru, Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada, non-steroid obat anti inflamasi (OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika infeksi hadir).

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian dasar data Pasien
1.    Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas. Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.


2.    Sirkulasi
a.    Varises vena.
b.    Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
c.    Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada puerperium dini.
d.   Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak terlihat.
e.    Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat, oedem.
Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi, untuk menentukan daerah nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.
f.     Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan sirkulasi mungkin diperlukan.
3.    Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
4.    Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk.
5.    Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan menggigil.
6.    Seksualitas
-   Multipara.
-   Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena – vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
-   Wanita pemakai kontrasepsi oral.



B.  Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Rencana Asuhan Keperawatan mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1.      Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).
2.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
3.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat pada jaringan.
4.      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.

Kamis, 15 November 2012

Pembacaan yang keliru pada pengukuran TD

Kadang-kadang pengukuran tekanan darah dapat menghasilkan pembacaan keliru yang terlalu tinggi. Ini sering terjadi dikalangan orang berusia lanjut dengan arteri yang telah menjadi kaku. Meskipun banyak orang dengan arteri kak mengalami peningkatan tekanan darah, namun mungkin tidak setinggi yang nampak dalam pengukuran.
 Pembacaan yang salah tersebut terjadi karena arteri yang kaku sulit untuk mengerut. Ketik pengukuran tekanan darah dilakukan, manset mungkin tidak mampu mengerutkan arteri utama (brakial) sampai manset tersebut dipompa tepat diatas tekanan sistolik. Dan ketika tekanan didalam manset dilepaskan, kekakuan tadi menyebabkan arteri ternuka lagi lebih cepat daripada semestinya.
Dokter sering mengetahui apakah anda mengalami kondisi ini, yang disebut pseudohipertensi, dengan meraba lengan bagian bawah. Biasanya, ketika manset mengerutkan arteri brakial, arteri dilengan bagian bawah, yakni dibawah manset juga mengerut sehingga tidak dapat dirasakan dengan cara merabanya. etapi, dikalangan orang-orang yang arterinya sangat kaku, pembuluh-pembuluh dilengan bagian bawah mereka tetap terbuka  dan dapat dirasakan bahkan ketika tak ada darah yang mengalir disana.
 Untuk mendapatkan pengukuran tekanan darah yang akurat, perlu meminta agar tekanan didalam arteri diukur dengan cara menyisipkan sebatang jarum kecil ke dalam sebuah arteri dilengan.

komplikasi tekanan darah tinggi

 Tekanan darah perlu dikendalikan karena bersama berlalunya waktu, kekuatan berlebihan pada dinding arteri dapat sangat membahayakan banyak organ-organ vital pada tubuh anda. umumnya, semakin tinggi tekanan darah atau semakin lama ia tak terkontrol, semakin parah kerusakan yang terjadi. Dan sekali lagi ketika gejala muncul cedera makin saja mudah terjadi.
 Banyak penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan langsung tekanan darah yang terkontrol dengan meningkatnya resiko stroke, serangan jantung, gagalan fungsi jantung, dan gagal ginjal. Lokasi-lokasi didalam tubuh yang biasanya paling terpengaruh oleh tekanan darah tinggi adalah : arteri, jantung, otak, ginjal, dan mata.
 a. Arteri
  •  Arteriosklerosis
Istilah arteriosklerosis berarti pengerasan arteri. kata ini berasal dari bahasa Yunani "sklerosis" yang bermakna pengerasan. Kadang-kadang arteri yang mengeras di lengan bawah dapat dirasakan, dan mengingatkan kita pada pipa-pipa kecil yang keras.
  •  Arterosklerosis
 Tekanan darah tinggi dapat mempercepat penumpukkan lemak didalam dan dibawah jalur dinding arteri. Nama arterosklerosis berasal dari kata Yunani "ather" yang berarti bubur, karena timbunan lemak tersebut memang lembut.
 Ketika dinding arteri bagian dalam rusak , sel-sel darah yang disebut platelet sering bergumpal di lokasi terjadinya cedera. Selain itu timbunan lemak juga bertumpuk di tempat tersebut.  Awalnya timbunan lemak hanya berupa lapisan sel-sel yang mengandung lemak. Tetapi semakin bertambah banyak, timbunan lemak itu menyerang lebih dalam dari dinding arteri, menyebabkan dinding tersebut tergores. akumulasi lemak yang besar disebut plak. Bersama waktu plak akan mengalami pengerasan.
 Bahaya terbesar dari terbentuknya plak adalah penyempitan saluran yang dilewati aliran darah. Bila ini terjadi organ-organ dan jaringan yang mendapat pasokan darah dari arteri tersebut tidak mendapatkan jatahnya secara penuh. Tubuh merespon kekurangan darah ini dengan meningkatkan tekanan darah guna mempertahankan aliran darah yang memadai. Peningkatan tekanan darah mengarah pada kerusakan pembuluh darah yang lebih besar, dan dengan ini terbentuklah sebuah siklus yang mengerikan. selain itu plak dapat terpecah dan menghabat arteri, menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang ikut bersama darah sampai ke bagian yang paling kecil.
  • aneurisme
 Ketika pembuluh darah kehilangan keelastisannya dan melemah, suatu titik pada dindingnya dapat berubah menjadi tonjolan dan bengkak seperti balon. Aneurisme umumnya terjadi pada arteri otak atau bagian bawah aorta yang melewati abdomen. Bahaya  aneurisme adalah ia dapat pecah dan mengalami kebocoran yang menyebabkan pendarahan.
 Pada tahap-tahap awal, aneurisme biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Namun pada tahp-tahap berikutnya, aneurisme didalam arteri otak dapat menimbulkan sakit kepala hebat yang tidak sembuh-sembuh. Sedangkan aneurisme abdomen tingkat lajut dapat menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus pada abdomen atau punggung bagian bawah. Kadang-kadang dalam pemeriksaan fisik seorang dokter dapat mendeteksi aneurisma abdomen dengan merasakan pembuluh yang berdenyut-denyut selagi melakukan tekanan ringan pada abdomen.
 Semakin tinggi tekanan darah dikendalikan, semakin sedikitlah peluang penyakit pembuluh darah ini terjadi atau menjadi bertambah parah.
b. Jantung
  • PJK
 Penyakit jan tung koroner merujuk pada kerusakan arteri utama yang memasok otot jantung. Akumulasi plak didalam arteri ini biasanya terjadi dikalangan para penderita tekanan darah tinggi. Plak tersebut mengurangi aliran darah ke otot jantung, yang dapat menimbulkan serangan jantung jika otot jantung kekurangan banyak darah.
  • Hipertrofi ventrikel kiri
 Tekanan darah mirip dengan beban atau muatan yang harus diangkat oleh jantung. ketika jantung memompa darah kedalam aorta, ia harus mendorong  darah keluar dengan melawan tekanan didalam arteri. semakin tinggi tekanan ini semakin keras otot jantung bekerja. dan semakin keras ia bekerja akan semakin membesarlah ia.
akhirya jantung anda tak sanggup menahan beban kerja yang berlebihan, dan dinding otot dari ventrikel kiri mulai menebal. ketika ventrikel ini membesar ia memerlukan peningkatan pasokan darah. tetapi karena tekanan darh tinggi juga menyebabkan pembuluh darah yang memasok darah menyempit, maka pembuluh darah  tersebut sering tak dapat mengirim cukup banyak darah untuk memenuhi kebutuhan jantung.
  • Kegagalan fungsi jantung
 ketika otot jantung membesar, ia dapat melemah dan menjadi kurang efisien. Pada dasarnya, ia memerlukan kekuatan yang lebih besar untuk memompa lebih sedikit darah. hal ini dapat mengarah pada kegagalan fungsi jantung. dalam kondisi ini jantung tidak dapat memompa darah yang kembali kepadanya dengan cukup cepat. sebagai akibatnya cairan dapat berbalik ke atas dan mulai menumpuk di paru-paru, kaki, dan jaringan lain.
Akumulasi cairan disebut edema. Bila cairan enumpuk diparu-paru, ia akan menimbulkan sesak nafas. Jika tertimbun dikaki akan menimbulkan kaki dan mata kaki anada membengkak. mengendalikan tekanan darah tinggi selama periode 5 tahun atau lebih akan sangat mengurangi resiko terken penyakit kardiovaskuler ini.
c. Otak
  • Stroke iskemik
 Disebabkan oleh gumpalan darah  akibat akumulasi plak didalam sebuah arteri. Plak ini membuat  bagian dalam permukaan pembuluh darah menjadi kasar, memaksa darah mengalir mengintari plak, yang dapat memicu timbulnya gumpalan darah. lebih dari separuh stroke iskemik disebabkan oleh gumpalan darah stasioner yang berkembang didalam arteri yang arahnya dari jantung ke otak. arteri didalam leher adalah lokasi yang paling sering menjadi tempat gumpalan dimana terbentuk.
  Sebuah bentuk stroke iskemik yang frekuensi terjadi bila sepotong kecil darah yang menggupal terpisah dari sebuah dinding arteri dan terbawa melalui arteri besar ke dalam pembuluh darah yang kecil didalam otak. Sebuah gumpalan yang mungkin terbentuk didalam salah satu ventrikel dijantung juga dapat terlepas. jika gumpalan bergerak ini menetap disebuah arteri kecil dan menghambat aliran darah ke sebagian otak, maka terjadilah stroke.
 Stroke iskemik biasanya menyerang bagian otak anda yang mengontrol gerakan, bahasa dan panca indra, yang disebut cerebrum.
  • Stroke hemoragik
 Jenis ini terjadi bila sebuah pembuluh darah di dalam otak bocor atau terpecah. darah dari hemorage ini tertumpah dalam jaringan otak disekitarnya, merusak jaringan itu. Sel-sel oatk diluar lokasi kebocoran atau pecahan itu juga rusak karena kekurangan darah.
c. Ginjal
 Ketika pembuluh darah didalam ginjal pecah atau menyempit akibat tekanan darah tinggi, aliran darah ke nefron menjadi  berkurang dan ginjal tak dapat membuang semua produk tak terpakai di dalam darah. Bersama waktu produk buangan ini akan menumpuk didalam darah dan ginjal dapat menyusut dan berhenti bekerja.
d. Mata
 Tekanan darah tinggi mempercepat penuaan normal dari pembuluh darah halus didalam mata. dalam kasus-kasus bahkan dapat menyebabkan hilangnya penglihatan.
 Pada awal tekanan darah tinggi, pembuluh ini dapat menebal dana menyempit. Ahirnya pembuluh tersebut membentuk penghambat dan menekan pembuluh darah halus didekatnya, mengganggu aliran darah didalam pembuluh darah tersebut.

 Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah halus didalam retina robek dan membocorkan darah dan cairan ke dalam jaringan disekitarnya. Pada kasus-kasus berat, syaraf yang membawa sinyal-sinyal penglihatan dari retina ke otak mengalami pembengkakan. ini dapat mengarah pada kebutaan.